Senin, 25 Mei 2015

Cerita Sex Diperkosa Waria Binal

Melakukan hubungan sex selalu memiliki pengalaman yang berbeda satu dengan yang lainnya ... Adi mahasiswa tingkat akhir di Jakarta ini mengalami pengalaman yang berbeda yang mengubah cara pandangnya dan mungkin "orientasi"nya ... sebagai seorang cowo yang selalu dibanggakan kegagahannya, Adi memiliki kebanggaan tersendiri dengan KEJANTANAN yang dimilikinya ... usianya 22 tahun dan memiliki banyak penggemar wanita yang sudah ditidurinya ...
wajahnya sangat khas dengan rahang yang kekar dan alis mata yang tebal bergaris tegas ..
perawakan tubuh tinggi 178 cm dengan otot-otot tubuh yang kekar dan berdada bidang serta kulit sawo matang ...
banyak wanita yang dengan rela menyerahkan tubuhnya untuk DIGAGAGhi Adi, selain kemolekannya ADi juga pandai merayu ...
Tetapi ada hal yang membuatnya penasaran, dengan salah serang temannya yang juga sering melakukan hubungan sex selain dengan wanita tetapi juga dengan para waria ...
memang Adi sangat menilai rendah para waria dan temannya juga hanya bercerita melakukannya karena mereka memiliki daya SEX yang lebih dari wanita biasa ... Pengalaman tersebut membuat Adi penasaran dengan cerita temannya ... Adi meniatkan dirinya untuk pergi ke loklisasi waria ... melihat para waria yang molek dan cantik-cantik, birahi Adi cukup tertantang ... berbincang dengan salah seorang waria yang ditemunya, percakapan mereka cukup singkat dan terjadi sangat akrab, mungkin karena Adi adalah orang yang supel dan pandai bicara ...
Adi mengikuti waria tersebut kesebuah rumah kontrakan yang cukup luas, sesampai didepan pintu rumah tersebut tiba-tiba saja wajah Adi dibekab dengan saputangan yang berobat bius ...
semua menjadi gelap gulita ... Tersadar dengan dirinya yang sedikit pusing, tangan dan kaki Adi sudah terikat bergantung dengan alas kulit dipunggungnya ...
ruangan tersebut gelap hanya dengan penerangan lampu yang redup ... tiba-tiba dirinya dikelilingi soso" wnita yang bertubuh tegap, tetapi diperhatikannya wanita-wanita tersebut telah bertelanjang bulat dengan BUAH DADA yang besar ... tetapi memiliki BATANG KONTOL yang ngaceng berat ...
Adi mau berteriak tetapi mulutnya menganga dengan sebuah pengait yang membuka mulutnya lebar ... "wow tubuh lelaki seger bo ..." mereka hanya berbisik-bisik ...
mereka mulai menggerayangi tubuh Adi dari wajahnya, leher DADA BIDANGNYA, hingga meremas PUTING SUSU Adi ...
sampai di BATANG KONTOL Adi, terasa sebuah sentakan ketika seorang waria memegangnya ... BIJI KONTOL Adi sudah diikat dengan sebuah TALI LATEX yang ketat sekali hingga terasa sempit dan ketat di BIJI KONTOLnya para waria tersebut menjilati tubuh Adi, DADA BIDANG dan PUTING SUSU Adi terus dijilai dan digigit-gigit kecil ... mereka menjilati KETIAK Adi dengan bulu-bulu lebatnya yang hitam dan jantan ...
Adi mulai terangsang memang tapi tak sampai sepenuhnya ... mulutnya yang menganga tiba-tiba dimasukan sebuah pil PERANGSANG ... Adi menolak tapi tak kuasa ... mereka memaksanya minum dengan membenamkan salah satu BATANG KONTOL Waria tersebut dan menumpahkan AIR KENCING dimulut Adi ...
Kepala Adi di benamkan dalam KONTOL Waria tersebut dengan memegang kedua telinga Adi ... Waria tersebut membenamkan kontolnya dan menumpahkan air kecingnya membuat Adi mau tidak mau meminumnya bersama obat tersebut ...
Aroma KONTOL dan AIR KENCING dimulut Adi yang baru pertama kali membuatnya pusing dan mual ...
2 butir pil sekali minum ... membuat rekasi tubuhnya cepat terangsang ... waria tadi terus membenamkan KONTOLnya di mulut Adi sambil melakukan gerakan maju mundur ... mulut Adi kini di jadilan lobang ANAL alias di ENTOT ... Waria lain terus menjilati tubuh Adi ... otot-otot kekar dan dada bidangnya membuat birahi mereka memuncak ...
BATANG KEJANTANAN Adi yang sudah ngaceng beerat juga di jilati dan di SEPONG ... sengatan dasyat membuat tubuh Adi menggeliat ... Inilah rasanya kalau BATANG KONTOLnya dihisap waria ... lebih bertenaga dan kuat dari wanita kebanyakan ... "Cccccrrrroooottt ... ccccrrrooottt ..."
Adi menembakan cairan KEJANTANANNYA dimulut waria tersebut ... "Ya... uda keluar ... payah juga deh yei ..."
Adi tak kuasa menahan EJAKULASInya ... tetapi BATANG KONTOL Adi tetap berdiri tegar ... bagaikan pedang yang menghunus ke langit meminta korban ... Mulut Adi tetap bergantian di ENTOT ... LIANG DUBUR Adi terasa sangat basah, seorang waria MENJILATI DUBUR Adi dengan lidahnya ... tetapi tiba-tiba terasa sebuah BATANg KONTOL di gesekan bersama dengan BATANg KONTOl Adi ... dirinya mulai terangsang hebat ...
dengan sigap seorang waria naik di atas perut Adi ... menggesekan BATANG KONTOL Adi di liang DUBURnya ... BATANG KONTOL Adi yang masih tergar, diberikan LUBRIKAN ... dikocok perlahan dan waria tersebut berbisik ...
"Kamu siap kan ganteng ... masuk kedalam tubuh ku ... ENTOT Aku dengan KEJANTANAN kamu yah ..." Perlahan tapi pasti BATANG KONTOL Adi dimasukan dalam dubur Waria tersebut ... "Aaaaaarrrrgggghhhhh ..."
Erangan jantana Adi ... merasakan sengatan dasyat menjepit BATANG KONTOLnya ... Jepitan yang sangat menggugah birahinya hingga Adi harus mengatur nafasnya ... Nafas bagaikan kuda liar yang sedang berlari ... Waria tersebut menggenjot naik dan turun BATANG KONTOL Adi di liang DUBURnya ...
sampai akhirnya waria tersebut KLIMAK dan menumpahkan CAIRAN PEJU di atas tubuh Adi ...
bergiliran waria lain langsung menggeser dengan secepat kilat dan kembali menaiki BATANG KONTOL Adi untuk meminta KEGAGAHANNYA ... 10 orang waria bergantian menunggu giliran BATANG KEJANTANAN Adi MENGENTOT mereka ... dan tubuh Adi dimandikan Cairan PEJU mereka ... Setelah mereka keluar semua ... tubuha Adi yang penuh dengan CAIRAN PEJU terus di raba-raba ... mereka menciumu tubuh Adi ... menjilati KETIAK Adi dengan aroma KELAKI-LAKIANNYA ... cupangan demi cupangan dibuat dileher dan dada Adi ...
mereka menjepit PUTING SUSU adi dengan penjepit besi ...
"Hi ganteng ... permainan baru kita akan mulai " Adi kebingungan, bukannya sedari tadi sudah ada permaian ... BATANG KONTOL adi dimasukan dalam sebuah ALAT MASTURBASIelektrik, BATANG KONTOLNYA di KOCOK-KOCOK dengan kecepatan tinggi dan rendah bergantian ...
Kembali LOBANG DUBUR Adi di jilati (RIMING) ... mereka tersenyum nakal memainkan jari-jari di sekitar DUBUR Adi ... tiba-tiba sebuah Jari dimasukan kedalam LOBANG DUBUR Adi ... Adi mendelik sejadinya, wajahnya merah padam menahan rasa sakit .. Adi merasa kesakitan walau baru satu jari ... LOBANG DUBUR yang masih perawan milik Adi berdenyut hebat ...
1 jari, 2 jari dikorekan kedalam LOBANG DUBUR Adi ... dipaksa masuk jari tersebut tak dihentikan oleh waria tersebut, walau adi sudah meronta kesakitan ... dikorek dan dimainkan majumundur ... mereka hanya menertawai Adi ... KOCOKAN pada BATANG KONTOL Adi tetap dilakukan ...
Tiba-tiba jari tersebut di tarik keluar dari LOBANG DUBUR Adi ... terasa melegakan ... mereka mengoleskan LUBRIKAN di sekitar DUBUR Adi ... dengan mempertunjukan sebuah BATANG KONTOL berwarna Hitam (DILDO) sepanjang 30 cm dengan diameter 7 cm ... Adi meronta sejadinya ...
mereka menertawakan Adi yang berwajah ketakutan ... sambil melumuri DILDO tersebut dengan LUBRIKAN ... mereka terus menggerayangi tubuh Adi ... KONTOL Adi yang terpenjara dalam ALAT MASTURBASI yang mengcoknya ... kini giliran LOBANG DUBUR Adi ..
"Siap-siap merasakan rasanya DIENTOT ... pakai DILDO ..." Diarahkan KEPALA KONTOL DILDO tersebut di depan DUBUR Adi ... mereka mendorongnya perlahan ...
Adi mendelik sejadinya ... URAT-URAT LEHERNYA nampak keluar karena menahan agar DINDING DUBURnya tidak tertenbus ... hingga nampak mukanya merah padam ...
"Pppluupp ..." Kepala KONTOL tersebut masuk menghancurkan pertahanan LIANG DUBUR Adi ... mereka tertawa keras ... 'dorong ... dorong ... dorong ..>" mereka menyorak-nyoraki Adi ,,, sambil mendorong Didlo tersebut masuk ... Adi seorang lelaki- yang GAGAH PERKASA kini kehilangan harga dirinya yang sudah DIGAGAHI ... hanya menahan rasa sakit dengan berpegangan pada tali gantungan yang mengikat tangannya ... Adi menerima kekalahan dirinya ... DILDO tersebut menembus hingga setengah bagian ... lalu mereka menariknya keluar ...
"Aaaaarrrrgggggghhhhh ..."
gesekaran panas di dalam DINDING ANUS Adi ... para waria tersebut melakukannya terus maju dan mundur ... BATANG KONTOL Adi merasa terangsang akhirnya memuntahkan kembali CAIRAN KEJANTANANNYA ... akibat rangsangan ENTOTAN di dubur Adi ... Semalaman hingga pagi hari Adi menjadi ajang KEGAGAHAN dan DIGAGAHI oleh para waria tersebut ... Para waria tersebut meminumkan air kencing dan SPERMA mereka ...
Obat perangsang membuat BATANG KONTOLnya tak tidur semalaman dan mengeluarkan cairan kejantannya ... BIJI KONTOL Adi terikat semalaman terkesan membiru dan terus mendapat REMASAN-REMASAN akibat para waria yang gemas dengan BIJI KONTOL Adi ...
bukan itu saja LOBANG DUBUR Adi membengkak akibat DILDO yang Memaksa masuk dan MENGENTOT LOBANG DUBUR Perawannya ... DILDO tersebut dihentikan dan dicabut dari LOBANG DUBUR Adi ... DILDO yang mengentotnya dengan mesin yang menggenjot semalaman membuat LOBANG DUBUR Adi menganga ... dinding duburnya nampak kemerahan dan membengkak ... luka disana sini memberi rasa sakit pada Adi ...
"sekarang lo tau enaknya bercinta dengan waria ... kita ini bukan alat sex,tapi lo yang kita jadiin alat sex"
Ikatan mulut Adi dilepaskan ... waria tersebut mau mencium bibir merah Adi tetapi di tolah ... sebuah remasan pada BIJI KONTOL Adi memaksanya meneriam ciuman waria tersebut ...
LIANG DUBUR Adi yang menganga di colok-colok dengan jari mereka... menertawakan diri Adi yang telah DIGAGAHI ... mereka melepaskan Adi yang hanya bisa berlutut lemas karena kehabisan tenaga dan lemas dikakinya ...
memandikan, dan membersihkan tubuh Adi ... LOBANG DUBUR Adi di masukan sebuah selang ...
mereka menyuruh Adi berjongkok dan memasukan selang air kedalamnya untuk mencucinya ... rasa sakit dan perih dalam LOBANG DUBURnya ... tak jarang mereka sambil memandikan Adi masih memainkan BATANG KONTOL Adi yang dipenuhi BULu-BULU JEMBUT hitam yang gagah tetapi hanya lemas menggantung ... Adi hanya pasrah dengan tubuhnya yang dijadikan mainan ... Mereka membopong Adi mengeringkan tubuhnya di ruang tengah sambil tetap bertelanjang bulat ... menjadi tontonan mereka semua ... "ini bagian terakhirnya ..."
Mereka memberian sebuah GEMBOK KONTOl yang mengunci BATANG KEJANTANAN Adi ... "sekarang lo adalah kepunyaan kita ... lo akan ada buat memuaskan kita semua ..>" Adi kebingungan pasrah dan kosong dalam pikirannya ...
kini hari-harinya di habiskan dengan penyesalan dan setiap 3 kali seminggu dirinya harus menyempatkan datang ketempat tersebut untuk melakukan aktifitas sexnya dengan para waria tersebut ... kalau tidak mereka mengancam menyebarkan foto dan video porno diriny ... Adi tak bisa melakukan aktifitas sexnya diluar akibat BATANG KONTOl yang terbelenggu ...
MENGENTOT hampir 5-10 orang waria sehari perkali datang menguras tenaganya ...
tak jarang mereka meminta 2 x ... atau melakukan dengan MEMBENAMKAN DILDO dalam LOBANG DUBUR Adi juga ..
. Dulu dirinya membanggakan KEJANTANANNYA menggagahi para wanita kini hanya menjadi sejarang ... BATANG KONTOLnya berganti menjadi kenikmatan di DUBUR para Waria ..

Minggu, 24 Mei 2015

Cerita Sex Waria Aku Menjadi Budak Sex Para Waria Hypersex

Sebelumnya perkenalkan, aku adalah seorang pria yang sebut saja Reno dengan umur 28 tahun. Aku merupakan pria yang memiliki wajah lumayan ganteng dan tubuh yang kekar dengan tinggi 185 cm dan berat 81 kg. Tetapi pengalaman ini telah terjadi 3 tahun yang lalu saat aku masih berusia 25 tahun. Pengalaman yang aku alami sangat menyakitkan karena aku diperbudak oleh tiga orang nyonya yang haus sex sekaligus. Bukan hanya satu hari, dua hari atau tiga hari saja, tetapi dalam wakti satu minggu atau tujuh hari. Cerita bermula ketika aku baru datang dari daerahku di daerah Sulawesi.
Waktu aku datang, aku tidak memiliki pekerjaan yang pasti dan uang yang aku bawa hanya pas-pasan. Paling-paling uang tersebut hanya bisa untuk makan tiga hari saja. Aku memberanikan diri datang ke Jakarta karena kata temanku mendapat pekerjaan di Jakarta mudah asal mau melakukan apa saja semua bisa diatur.
Ketika hari sudah malam dan sepi, mungkin sekitar pukul 9 malam. Aku sudah tidak tahu mau kemana lagi. Tiba-tiba saja ada seorang wanita naik mobil Mercy menghampiri aku. Menanyakan keadaan aku, siapa namaku, dan asal aku. Dari penampilannya dia terlihat baik, anggun, cantik, sopan, dan sekitar berumur 36 tahun. Dia adalah Nyonya Lenny. Setelah sedikit kenal aku tahu bahwa dia seorang janda tanpa anak. Dia tinggal di daerah Pondok Indah. Dia adalah seorang Direktris dari sebuah Perusahaan Swasta terkenal di Jakarta.
Aku diperbolehkan tinggal di rumahnya. Dan aku bekerja sebagai supir pribadinya. Tanpa test apapun aku diterimanya bekerja. Untunglah kataku, karena aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi termasuk uang. Di rumah Nyonya Lenny aku diberi makan dan pakaian yang layak. Sedangkan barang-barang yang aku bawa sudah dibuang seluruhnya atas perintah Nyonya Lenny. Karena ia suka pada kebersihan rumah dan seseorang. Ya aku tidak memikirkannya, karena semua sudah diberikan oleh Nyonya Lenny. Barang-barangku tidak penting, hanya sebuah baju, celana, dan celana dalam yang kupakai. Sedangkan yang kubawa tertinggal di Stasiun Kereta waktu aku datang. Aku merasa beruntung karena bertemu dengan Nyonya Lenny.
Aku sudah bekerja dengan Nyonya Hanna selama 2 bulan berjalan. Hari ini aku disuruhnya menjemput dua orang temannya di Bandara. Mereka datang dari daerah Bandung dan akan menginap kurang lebih selama satu mingguan di rumah Nyonya Lenny. Setelah aku mengantar Nyonya Lenny ke kantor, aku langsung menuju ke Bandara untuk menjemput kedua temannya. Aku tidak kesulitan menemukan mereka, karena aku sudah memiliki foto-foto mereka.
Dari foto terlihat mereka seorang Nyonya-nyonya yang cantik dan muda. Yang satu bernama Lola dan yang satu bernama Lina.
Lalu mereka aku antar langsung ke tempat Nyonya Lenny di kantornya. Mereka banyak mengobrol dan melepas kangen mereka. Setelah diberitahu oleh Nyonya Lenny ternyata yang bernama Lina berumur 34 tahun dan bekerja sebagai Kapten pada sebuah kantor kepolisian. Lola adalah seorang waria yang bekerja pada sebuah salon kecantikan dan berumur 30 tahun tanpa operasi, jadi masih memiliki penis tetapi Nyonya Lola memiliki payudara, makanya dia disebut waria. Nyonya Lenny juga berpesan agar aku juga menuruti perintah kedua nyonya temannya itu, seperti aku mematuhi perintah Nyonya Lenny. Aku hanya bisa patuh dan tentunya mengiyakan.
Hari ini aku diberitahukan bahwa Nyonya Lenny harus dijemput pukul lima tepat. Sedangkan para karyawan lain pada hari ini dipulangkan lebih cepat pada pukul 3 sore. Mungkin sekitar pukul 4 sore sudah tidak ada karyawan lagi selain Nyonya Lenny dan kedua temannya, yaitu Nyonya Lina dan Nyonya Lola. Selama dua jam mereka berbincang-bincang serius dan sepertinya akan merencanakan sesuatu dalam jangka panjang. Tapi apa rencana mereka aku sendiri tidak tahu. Karena aku pikir itu bukanlah urusan aku.
Itukan urusan para Bos-bos besar. Sedangkan aku hanya seorang supir. Setelah pukul lima tepat aku sudah sampai di kantor Nyonya Lenny. Dari luar terlihat sepi, karena tidak ada satu mobil pun di luar. Hanya lampu di ruang kerja Nyonya Lenny saja yang masih menyala, sedangkan yang lainnya sudah dipadamkan. Lalu aku menuju ruang kerja Nyonya Lenny dan mengetuk pintu. Lalu terdengar suara "Silakan Masuk!!" kata Nyonya Lenny.
"Selamat Sore, Bu," kataku menyapa Nyonya Lenny. "Apa yang harus saya lakukan, Bu?" tanya aku kepadanya. "Hari ini kamu harus patuh kepada kami" dengan nada suara yang sedikit membentak.
"Baik, Bu saya akan patuh kepada ibu"
Mendengar kataku mereka bertiga malah tertawa terbahak-bahak. Lalu Nyonya Hanna menyuruhku untuk menandatangani sebuah kertas yang aku sendiri tidak tahu apa isinya. Karena aku sedikit takut, aku langsung saja menandatangani surat tersebut secara langsung.
"Bagus sekali!!" katanya sambil mereka tertawa senang Ha.. Ha.. Ha..!!
Setelah aku menadatangani surat yang sah karena diatas materai, mereka menyuruhku untuk membaca surat yang baru saja aku tanda tangani tadi.
Betapa terkejut dan kagetnya aku. Didalam surat tersebut menuliskan aku harus sanggup dan tanpa paksaan harus melayani keinginan dan kepuasan sex mereka berdua tanpa batas. Surat ini dibuat tanpa paksaan karena aku masih memiliki setumpuk hutang-hutang yang harus aku lunasi. Dalam surat itu juga menuliskan kalau aku seorang budak mereka yang harus patuh. Hatiku jadi menjerit tapi pasrah atas tindakan dan sikap mereka. Memang aku dalam bekerja dua bulan ini sudah meminjam beberapa kali kepada Nyonya Lenny untuk memeberikan uang kepada orangtuaku yang sakit dan untuk membiayai sekolah dua orang adikku.
"Nah, Sekarang kamu buka siapa-siapa lagi. Kamu adalah budak sex kami. Karena kamu punya banyak hutang," kata Nyonya Lenny kepadaku. "Iya, Bu" kataku pelan dan pasrah.
"Kau memang penurut. Lagi pula kalaupun kau tidak mau, apa yang bisa kau perbuat. Semua yang kau miliki sekarang adalah milikku. Kau tidak punya apa-apa lagi, termasuk baju dan celana kamu, bahkan celana dalam kamu pun milikku. Ha.. Ha.. Ha..!!" Mereka tertawa penuh kemenangan. "Ya, Bu saya akan patuh pada perintah ibu."
"BUKAN IBU!!" bentak Nyonya Lenny, "Sekarang kamu harus memanggil kami dengan sebutan NYONYA"
"Kamu mengerti!!" bentak Nyonya Lenny Lagi.
"Baik, nyonya," kataku pelan.
Permainan akan segera dimulai. Aku hanya pasrah. Walaupun aku memiliki tubuh yang kekar dan atletis aku tidak bisa berbuat apa-apa terhadap mereka. Karena aku takut dan harus patuh kepada mereka. Walaupun aku mau lapor ke polisi juga susah karena Nyonya Lina adalah Seorang Kapten Polisi yang terkenal Killer. Permainan segera dimulai. Baik sekarang, "Buka baju kemejamu!!" bentak Nyonya Lenny.
Aku segera membuka kancing kemeja yang aku kenakan. Mereka sangat menyukai tubuhku. Karena tubuhku atletis dan kekar. Dada dan perutku terawat dengan baik, apalagi aku juga dibiayai untuk fitness oleh Nyonya Lenny agar aku sehat dan bugar dalam menyetir. Setelah aku telanjang dada, lalu Nyonya Lenny menyuruhku untuk melepas sepatu dan kaos kaki yang aku kenakan dan jam tanganku juga aku lepaskan. Lalu Nyonya Lola yang waria menyuruhku untuk membuka celanaku. Tapi aku hanya diam saja dan tidak menghiraukannya. Tapi aku malah mendapat marah dari Nyonya Lenny dan dia melempar aku dengan sebuah spidol yang ada diatas mejanya.
"Kamu harus patuh pada temanku, Nyonya Lola," bentak Nyonya Lenny.
"Sekarang lepas celana panjangmu!!"
"CEPAT!!" bentak Nyonya Lenny.
Melihat aku melepas celana panjangku, Nyonya Lola tertawa bahagia penuh kemenangan. Sekarang aku hanya mengenakan celana dalam saja yang berwarna putih. Mata mereka tertuju kearah tubuh dan penisku yang masih terbungkus dengan celana dalam yang masih kukenakan.
Lalu Nyonya Lina menghampiriku dan memelintir tanganku ke belakang. Lalu Nyonya Lina mengeluarkan borgolnya dan memborgol kedua tanganku ke belakang. Sedangkan Nyonya Lola mengambil gunting dan mengunting celana dalam yang aku kenakan. Sekarang aku sudah dalam keadaan polos tidak ada sehelai pun yang ada di tubuhku. Mereka puas dan tertawa melihat aku dalam keadaan bugil. Semua pakaianku disita oleh Nyonya Lenny dan dimasukkan dalam lemari besi pada ruangannya.
Lalu aku di dudukkan di kursi dalam keadaan tangan di borgol dan mata ditutup dengan sehelai kain. Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan kepadaku. Tiba-tiba ada yang memegang penisku. Rupanya salah satu dari mereka sedang mencukur bulu kemaluanku. Kini bulu kemaluanku pun sudah bersih, kini aku tidak memiliki bulu lagi disekitar penis. Lalu penisku juga dicengkram dan dikocok-kocok dengan kuat.
Hampir saja aku keluar, tapi semua itu dapat kutahan sementara. Penisku kini sudah tegak, tegang, dan memerah. Lalu mereka mengikat penisku dimulai dari bola pelir. Mereka ikat secara terpisah dan diikat keduanya secara bersama dengan disatukan. Begitu juga dengan kepala penisku, mereka ikat dengan pengunakan bahan dari karet sehingga kepala penisku benar-benar terikat dengan kuat. Sehingga penisku tidak mau melemas. Selain itu mereka juga memberikan aku obat kuat berupa tiga butir yang harus aku minum. Mungkin hal itu yang membuat penis aku dapat tegang lama. Dan mereka mengatakan bahwa aku harus minum obat ini sehari dua kali sebanyak tiga butir.
Lalu mereka menjepit kedua puting susuku dan dihubungkan pada tali di kepala penisku. Aku benar-benar tidak berdaya dan pasrah karena tanganku masih diborgol dan mataku masih tertutup kain. Seketika mereka membuka tutup mataku dan juga borgolku. Lalu mereka menyuruhku bergaya dengan beberapa gaya. Aku pun menurut. Lalu kilatan lampu blitz memancar kearah aku. Mereka memotret aku dalam keadaan seperti itu. Mereka memotretku dengan kamere digital dan juga merekam dengan handycam. Akupun diancam tidak boleh macam-macam, karena foto-foto bugil aku akan disebar jika aku bertindak macam-macam. Termasuk mereka juga akan menyerahkan fotoku kepada keluaragaku di kampung. Mendengar itu, aku semakin menuruti semua keinginan mereka. Kini aku duduk sambil berlutut, karena hanya seperti itu hak dan tempatku sekarang.
Sekarang aku dipakaikan kalung anjing lengkap dengan rantai pengiringnya. Selain itu mereka juga membungkam dan menutup mulutku alat penutup yang menyerupai bola, sehingga mulutku terbuka. Lalu aku disuruh merangkak layaknya seekor anjing. Setiap gerak-gerikku sudah terekam baik dalam foto maupun kamera.
Sekarang mereka membawa aku keluar kantor dengan menarik rantai pada leher aku. Aku berjalan di depan mereka, sesekali mereka menendang dan mencambuk pantatku dan pnggungku sewaktu aku berjalan lambat ataupun terlalu cepat. Kami berjalan menuju mobil yang sudah kuparkir. Keadaan kantor sudah sepi dan aman termasuk ruang parkir hanya ada mobil Nyonya Lenny saja. Karena satpam juga sudah diperbolehkan pulang sejak jam tiga tadi.

Sabtu, 23 Mei 2015

Cerita Sex Waria Pengalamnku Bersama Mbak Tari Yang Binal

Seringkali kita mendengar bahkan membaca intisari cerita intim yang mengisahkan dua pasangan sejoli yang beda kelamin, terus dikemanakan kehadiran sosok seorang waria itu? Oke langsung saja, perkenalkan namaku Mahesa, untuk sekarang ini aku masih study jenjang akhir di salah satu universitas negeri ternama di Yogyakarta. Sebenarnya aku sendiri bukan orang asli Jogja, namun salah satu dari kedua orang tuaku asli keturunan Jogja, jadi dalam diriku pun mengalir darah asli Jogja. Aku sendiri tinggal di jogja semenjak masuk kuliah dulu sampai sekarang.
Nah, kita mulai saja ke cerita inti, sejak awal pertama masuk kuliah, aku di pusingkan dengan berbagai UKM yang ada di kampus. Setelah memikirkan akhirnya dengan mantap aku memutuskan untuk gabung dengan UKM Seni Teater, karena aku pikir UKM ini bisa melatih mental dan menambah banyak teman, terutama cewe hehehe.
UKM Seni Teater di kampusku seringkali anjang sana dengan UKM kampus lain atau bahkan dengan para seniman teater Jogja. Setelah beberapa bulan aku gabung di UKM ini, kelompok kami kebagian jatah kolaborasi dengan seniman teater Jogja untuk tampil di salah satu event akbar di Jogja. Dari kelompok seni teaterku mengirimkan 4 anggotanya yang terdiri cowok semua, termasuk salah satunya aku sendiri, dan dari kelompok seni teater Jogja juga mengirimkan 4 orang yang terdiri dari 2 cowok, 1 cewek dan 1 waria. Untuk mengenal satu sama lain antar kelompok, kami sepakat untuk kumpul di sanggar teater Jogja. Kami saling salaman dan saling memperkenalkan diri masing-masing. Dan disaat aku berjabat tangan dari anggota mereka yang terahir, tiba-tiba aku terbengong karena melihat wajahnya yang begitu cantik dan mempesona. Telapak tangannya halus bagaikan sutera dari negeri jiran.
“Hey, kok bengong?”, suara lembutnya mengagetkanku.
“A..a..anu..a..aku Mahesa”, kataku memperkenalkan diri.
“Aku Tari, senang berkenalan denganmu”, balesnya mesem. Aku baru tau ternyata dia namanya Tari. Usianya 7 tahun di atasku, makanya aku manggil dia Mbak Tari. Kalau aku amati Mbak Tari ini mirip sekali dengan pasangan mesum vokalist band yang katanya ganteng itu. Buatku Mbak Tari lebih sempurna, ya meskipun dia seorang waria, tapi dari parasnya tidak kalah anggun sama paras wanita jawa banget.
Sejak pertemuan pertama itu, kelompokku dan kelompok Mbak Tari semakin akrab, setiap malam selama sebulan kami selalu mengadakan pertemuan untuk latihan mempersiapkan pentas dan juga hanya untuk sekedar nongkrong. Begitupun aku dan Mbak Tari, semakin hari semakin kaya tidak ada batasnya saja. Mbak Tari pun sudah tidak canggung lagi untuk curhat tentang problemnya mulai dari karir sampai asmara. Dan baru aku ketahui ternyata Mbak Tari baru putus sama pacarnya 2 bulan yang lalu, alasannya karena si cowoknya sudah punya istri, dan dia tidak bisa memberi kasih sayang yang adil kepada Mbak Tari. Dalam benakku aku dapat merasakan kegalauan dan tangisan hati Mbak Tari, tapi dia bukan sosok yang lemah, makanya dia mampu bertahan bahkan mengubah semua itu dengan senyuman.
Ketika kita mendekati hari H pentas, ketua dari tim meminta kita semua untuk latihan rodi, dan kalau perlu tidur pun di sanggar tidak masalah. Untuk menunjukan profesionalitas, kami mengiyakan dan menyanggupinya,karena bagaimanapun juga tampil dengan all out sudah menjadi visi misi kami, agar penikmat seni ini tidak kecewa. Semua anggota pun tidak canggung atau risih untuk tidur bersama di sanggar, karena pada prinsipnya dalam sebuah karir itu tidak memandang cinta atau nafsu.
Hari yang di tunggu-tunggu ahirnya tiba, saatnya kami mementaskan apa yang telah kami persiapkan sematang mungkin. Dan alhasil semua menikmati pentas kami, dan dari rauj wajah para penonton terlihat tidak ada yang kecewa dengan pentas kami. Kamipun merasa bangga dan termotifasi untuk bisa mengangkat cerita yang lebih seru lagi. Setelah acara usai, kami pulang ke sanggar dan merayakan kegembiraan bersama. Namun tiba-tiba Mbak Tari mengusulkan untuk mengadakan party kecil-kecilan di rumahnya, dan kami pun menyetujuinya dengan senang hati. Malam minggu jam 7 semua diharapkan sudah berkumpul di rumah Mbak Tari.
Singkat cerita, tibalah malam yang di tunggu. Sekitar jam 7 malam semua sudah berkumpul di rumah Mbak Tari. Namun Mbak Tari belum juga keluar dari kamar, entah apa yang disiapkan dia kita tidak tahu. Beberapa menit kemudian Mbak Tari pun keluar dari kamarnya dengan membawa beberapa botol minuman beralkohol.
“Surprise..are you ready party to night?”, kata Mbak Tari. “Wah, ini nih party beneran”, kata salah satu teman kami. “Mahesa, ambil dorongannya tuh di kamar Mbak”, perintah Mbak Tari. “Oke Mbak”, balesku.
Malam itu kami habiskan dengan party di sertai alunan musik DJ. Dari semua teman-teman yang ada disitu Mbak Tari lah yang paling banyak minum, sampai-sampai dia benar-benar mabok dan tepar. Waktu sudah menunjukan tengah malam, satu persatu pamit untuk pulang. Dan yang masih di tempat hanya Aku, Roy, dan Mbak Tari yang sudah tepar di atas sofa. Beberapa menit kemudian Roy juga pamit pulang, namun sebelum Roy pulang dia menyuruhku memindahkan Mbak Tari ke kamarnya kalau nanti aku mau pulang.
Kini hanya aku dan Mbak Tari saja yang tersisa, karena sudah sangat larut, maka aku putuskan untuk pulang juga. Ku dekati Mbak Tari dengan tujuan memindahkan dia ke kamarnya. Namun sesaat aku berhenti dan terbengong, dalam posisi tidurnya yang telentang sedikit membangkitkan gejolak priaku. Malam itu Mbak Tari mengenakan tangtop putih dan rok mini ketat. Aku mencoba membuang jauh-jauh pikiran kotor itu, karena selama ini aku tidak pernah terlintas untuk menakali Mbak Tari, sebab dia juga sudah tak anggap kakakku sendiri.
Kubopong Mbak Tari ke kamarnya dan kutidurkan dia di kasurnya. Aku bergegas keluar dari kamarnya untuk melanjutkan pulang. Namun ketika aku sampai di pintu kamar Mbak Tari, aku berbalik dan melihat Mbak Tari posisi tidurnya sudah berubah. Sekarang posisinya miring membelakangiku dengan roknya yang sudah tersingkap. Paha mulus Mbak Tari pun nampak merayu-rayuku untuk mendekatinya.
Gejolakku yang tadinya mulai hilang bangkit lagi, dan mungkin juga karena pengaruh alkohol sehingga kesadaranku untuk tidak menakali Mbak Tari hilang. Perlahan-lahan kudekati dia dan kuusap rambutnya yang lembut. Raut wajah dan hembusan nafas Mbak Tari menandakan dia sudah jauh di alam mimpi sana. Kubalikkan tubuh Mbak Tari sehingga posisinya kembali telentang. Kini aku berjongkok di samping tempat tidur Mbak Tari sambil memandangi wajahnya yang sangat anggun itu.
Perlahan kudekatkan wajahku ke keningnya, dan ku tancapkan satu kecupan sayang di situ. Tidak cuma itu, pipi indahnya pun mengundangku untuk mengecupnya. Aku terpana melihat bibir manis Mbak Tari, entah naluri apa tiba-tiba ku beranikan mencium bibir Mbak Tari yang sangat sensual itu. Ciumanku di bibirnya cukup lama, dan itu membuat Mbak Tari susah bernafas. Karena kondisi dia sudah mabok berat, cuma erangan lirih saja yang ku dengar dari mulutnya. Tanganku tidak mau tinggal diam, perlahan kupegang dua bukit indah yang ada di dada Mbak Tari. Kurasakan dia sedikit menggelinjang.
Melihat wajah Mbak Tari yang nampaknya sudah mulai terbawa gejolak, aku semakin tidak bisa membendung hasratku. Ku ciumi bibirnya dengan lahap, dan kujilati wajahnya yang ayu mempesona. Kini aku mulai melepas tangtop yang Mbak Tari kenakan, perlahan kulanjutkan meremas kedua bukit indahnya dari luar bra.
“Aghhhhh..Ohhhhhhh..Yeahhhh”, hanya itu yang keluar dari mulut Mbak Tari. Kulepas bra yang dia pakai, dan menyemburlah kedua bukit indah milik bidadari yang tidak berdaya ini. Kuremas perlahan dan kucium dengan hangat.
“Ahhhhhh..Sssshhhhh..Ghhhhhh”,Mbak Tari semakin mendesah. Kujilati dan ku emut putingnya, turun ke perut dan pusernya. Ku balikkan badan Mbak Tari dan kujilati juga bagian punggungnya. Tangan dan ketiaknya tidak ketinggalan dari jamahan lidahku juga.
Sekarang saatnya bagian paling sensitif dan intim milik Mbak Tari. Perlahan kulepas rok yang ia kenakan dan juga CD pink motif bunga yang sedikit basah karena cairan cinta Mbak Tari. Nampaklah batang Mbak Tari yang sudah tegang dan basah di bagian ujungnya. Aku bergegas mengambil handbody yang terletak di meja rias Mbak Tari. Kulumuri tanganku dengan handbody itu. Kugenggang batang milik Mbak Tari dan disusul mengocoknya perlahan.
“Ahhh..Ohhh..Sssshh..Yeahhh”, desahan Mbak Tari.
Semakin lama tempo kocokannya semakin ku percepat, Mbak Tari semakin keras mendesah, mungkin dalam tidurnya dia sedang memimpikan bulan madu dengan pangerannya.
“Oghhhh..Ahhhh..Ohhhh”, desahan Mbak Tari menjadi. Beberapa detik kemudian tubuh Mbak Tari mengejang hebat dan tiba-tiba croot..croot..croooot, muncratlah cairan cinta Mbak Tari di tanganku. Kubiarkan Mbak Tari istirahat dan menikmati sisa-sisa surga dunia yang baru dia raih, aku sendiri ke kamar mandi membersihkan tanganku. Setelah aku rasa Mbak Tari sudah kembali rileks, ku buka lebar selangkangannyadan aku memposisikan diri. Ku tempelkan batangku di lubang anusnya. Perlahan-lahan kudorong masuk, namun sedikit susah karena masih agak sempit. Terlihat raut wajah Mbak Tari nampak kesakitan.
Kucoba masukkan perlahan-lahan hingga “jlebbb”, masuklah semua batangku di lubang surganya. Kudiamkan sejenak untuk beradaptasi. Perlahan mulai ku pompa dengan tempo yang lambat. Aku merasakan begitu nikmat tiada duanya.
“Ahhhhhhhhh..Mbak Tari...Aghhhhh”, desahku.
Semakin lama tempo pompaanku semakin kupercepat. Aku sudah tidak mempedulikan apa-apa lagi, yang ada saat itu hanyalah meraih puncak nikmat surga dunia. Setelah 30 menit, aku merasakan puncak kenikmatan itu akan segera datang, tempo pompaanku lebih ku percepat lagi, dan tidak lama kemudian croot..croot..croooot, lahar cintaku muncrat di dalam lubang surga Mbak Tari. Kudiamkan batangku disana hingga kembali mengecil lagi. Kurebahkan tubuhku yang penuh keringat disamping Mbak Tari. Bergegas ku seka tubuh Mbak Tari dengan air hangat, dan kembali kurapikan dia seperti semula. Setelah semua rapi, ku cium kening Mbak Tari sebagai ungkapan rasa sayangku ke dia.
“Maafkan aku Mbak, aku tidak bisa menahan gejolakku, aku janji ini yang pertama dan terahir”, kataku.
“Terimakasih Mbak Tari, aku sayang kamu”, kataku mesra dengan di ahiri mencium keningnya lagi.
Aku bangkit dan bergegas meninggalkan kamar Mbak Tari.

Jumat, 22 Mei 2015

Cerita Sex Waria treman Lamaku Yang Sexy

Namaku Mahesa, saat ini aku tinggal di kota yang memegang teguh budaya jawa, ialah Yogyakarta. Cerita yang akan aku paparkan ini mengisahkan hubunganku dengan kawan kecilku yang dulu selalu bersama dalam menghabiskan waktu bermain, namun sayang kebersamaan kita harus putus ketika kita menginjak kelas 2 SD lantaran aku harus pindah ke Jogja bersama keluarga. Untuk lebih jelasnya kita langsung saja ke alur cerita. Dulu, semasa kecil aku mempunyai seorang kawan yang setiap hari selalu bersama dalam menghabiskan waktu bermain, kita sudah seperti sodara sendiri, makanya tidak heran setiap sekolah libur pasti kawanku itu menginap di rumahku, atau aku yang menginap di rumahnya. Namun kebersamaan itu tidak berlangsung lama, karena ketika aku menginjak kelas 2 SD harus pindah ke Jogja karena Ayahku yang di pindah tugaskan disana.
Dengan berat hati aku meninggalkan dia untuk waktu yang lama, atau bahkan mungkin kita tidak akan pernah bertemu lagi. Hari-hari selanjutnya setelah aku menetap di Jogja, kita tidak pernah ada contak lagi, maklum waktu itu handphone atau media sosial belum terlalu marak, pikirku mungkin memang sudah takdirnya kita harus loscontak dan hanya bisa memendam kenangan kebersamaan itu dalam sweet memory.
Kiti aku sudah duduk di bangku perguruan tinggi, memory dulu yang sempat aku pendam kembali muncul di peredaran otakku. Rasanya ingin sekali tau kabar dan keadaan kawanku itu sekarang. Di jaman yang sekarang sudah sangat modern dengan segala sesuatunya dimudahkan oleh alat komunikasi dan media sosial, aku mencoba memanfaatkannya. Kucari kawanku itu melalui facebook, twitter, instagram, dan berbagai macam media sosial lainnya. Namun alhasil aku belum bisa menemukannya.
Sampai suatu hari aku iseng-iseng masuk forum perkumpulan waria di salah satu media sosial facebook, aku menemukan sosok waria yang sangat ayu dan mempesona, menurut taksiranku usianya sepantar denganku. Aku mencoba untuk menginbox dia dengan tujuan mengenalnya. Namun sayang dia tidak membalas inboxku sama sekali, yasudah lah tidak apa-apa, batinku. Seminggu setelah aku menginbox dia, ternyata dia membalasnya, “Kamu Mahesa teman akrabnya *sensor* waktu kecil ya?”, itulah balasan inbox dari dia pertama kali. Aku kaget kok dia bisa tau nama kawan kecilku dulu.
Setelah kita mengobrol cukup banyak, ternyata dia itu kawan kecilku dulu, kawan yang selalu bersama dalam menghabiskan waktu bermain. Aku sempat tidak percaya, kawanku itu sekarang menjadi seorang waria yang cantik, anggun, dan mengenakkan mata memandang. Buatku sih tidak masalah, yang terpenting tali persahabatan kita tidak akan pernah putus. Setelah kita melepas kangen lewat inbox, dan juga banyak cerita tentang kehidupan kita masing-masing selama terpisah, akhirnya kita kita sepakat untuk bertemu untuk saling jumpa kangen. Dan dari pengakuannya sekarang kawanku itu kost di cimahi. Aku berniat mengunjunginya pada liburan semester ini.
Singkat cerita, waktu itu pun tiba, aku berniat ke cimahi selama seminggu untuk menemui kawanku itu. Setelah sampai disana, aku mencari alamat kostnya yang di kasihkan dia waktu itu. Kutemukan alamatnya di salah satu kost yang kelihatannya termasuk kost elit. Aku mencoba mengetuk pintu salah satu kamar dari kost itu. Kaget bukan main, ketika pintu kamar di buka, seorang berparas cantik langsung memelukku.
“Mahesa, aku kangen sama kamu”, katanya dalam pelukku. “A..aaa..aa..a..maaf”, balesku terbata-bata. “Ini aku Mahesa, temanmu waktu kecil dulu”, jawabnya sembari melepas pelukan.
Sejenak aku pandangi tubuh dia dari ujung kaki sampai ujung rambut, waktu itu ia mengenakan celana pendek ketat dan tangtop. “Kamu berubah banget”, kataku.
“Aku yang sekarang memang beda, tapi aku harap kamu tidak membenciku”, balesnya.
“Hehehe, siapa juga yang membencimu, pokoknya sampai kapanpun kita temenan”, kataku.
Dia tersenyum dan mengajakku masuk ke kamar kosnya. Di dalam semuanya tertata sangat rapi dan wangi. Kupandangi foto-fotonya yang tertempel di dinding, dan dalam batinku aku mengatakan “Ternyata kamu cantik, bahkan lebih dari cantik”. Memang sungguh dia sekarang sangatlah cantik, ditambah putih dan juga kedua buah dadanya yang menonjol pasti membuat pria sulit untuk membedakan waria dan wanita. Aku baru tau sekarang dia ganti nama menjadi LUNA.
Singkat cerita, sudah hampir seminggu aku tinggal di situ. Ngobrol bareng, becanda bareng, makan bareng, dan bahkan tidur bareng juga dalam seranjang. Namun kita tidak melakukan hal yang intim selama itu, karena selain kita sahabatan, dalam hati kecilku pun tidak ada niat sedikitpun untuk memanfaatkan tubuh Luna. Entah bisikkan darimana kejadian itu terjadi juga. Waktu itu adalah malam terahir aku nginap di kostnya. Sebelum tidur kita ngobrol ngalor ngidul sampai tiba-tiba dia memelukku dan menangis. Setelah kutanya kenapa Luna menangis, dia menjawab kalau beberapa minggu lalu baru saja di tinggal kekasihnya. Aku mencoba menenangkan hatinya dan menghapus air matanya. “Aku harap kamu jangan sampai ninggalin aku juga ya Mahesa”, katanya lirih.
“Iya, kita bakal sahabatan sampai bulan dan bintang hilang senyumnya”, balesku. “Terimakasih Mahesa”, kata Luna tersenyum. Tiba-tiba suasana terasa sunyi, namun mata kami saling menatap dalam-dalam. Entah siapa yang mulai duluan bibir kami sudah saling bertemu begitu saja. Secara refleks tanganku juga tidak tinggal diam, kuraba kedua buah dada Luna yang sangat indah itu. Luna hanya mendesah dan menggelinjang kecil. Malam itu ia mengenakan celana pendek ketat dan kaos singlet. “Enggghhhh..Aghhhhhh”, desahannya lirih. Tangan Luna juga tidak tinggal diam, ia mencoba mencari tonjolan yang ada di selangkanganku.Dia mencoba mengusap-usap lembut batangku dari luar celana. Kulepaskan ciumanku di bibirnya seraya berkata.
“Seharusnya ini tidak boleh terjadi Luna”, kataku.
“Aku sayang kamu Mahesa”, katanya dengan mata sayup.
Mendengar katanya membuatku terlena dengan yang seharusnya tidak kita lakukan. Bibir kita kembali bertemu cukup lama.
Tiba-tiba dia melepas kaos singletnya, terpampanglah kedua bukit indahnya yang masih di balut bh. Tanpa sadar tanganku langsung merabanya dan aku juga mencium serta mengulumnya dari balik bh. Tanganku mencoba turun ke bawah dan membuka celana pendek yang ia kenakan. Kini Luna tinggal memakai celana dalam dan bh saja. Luna juga aktif melepas kaos dan celana yang aku kenakan. Kini aku hanya mengenakan celana dalam saja.
Lama kita berguling-guling dan saling membangkitkan nafsu, aku mulai membuka bh dan celana dalam yang Luna kenakan. Aku sangat kagum melihat tubuh dia yang polos tanpa tertutup sehelai benang pun. Kedua bukit indahnya menjadi sasaran utamaku. Kuremas, kucium, kuraba, dan kukulum. “Aghhhh..Ohhhhhh..Yeahhhh..Mahesa”, desahnya. “Kamu cantik banget Luna..Ahhhhh..Nghhhh”, balesku.
Dibukanya celana dalamku, sontak langsung menyembullah batangku yang sedari tadi sudah tegang. Di kocoknya dan dan dikulum batangku sehingga membuatku terbang melayang. “Nikmat sekali Luna..Ohhhh..Yeahhhh”, kataku. Karena sudah saking nafsunya, kutidurkan Luna dan kukocok batangnya yang sedari tadi sudah tegang juga.
“Enak..Ahhhhh..Oghhhh..Terus..Ahhhh’, katanya.
Melihat Luna keenakan, aku percepat kocokanku pada batangnya sehingga desahannya semakin keras. Tidak lama kemudian Luna mulai menggelinjang, pertanda dia mau orgasme, kupercepat lagi tempo kocokanku. “Mahesaaaaaaa..Aghhhhhhhhh”, desahnya keras.
Croot..croot..croooot, muncratlah cairan surga Luna di tangan dan perutku. Luna mendadak lemas dan tersenyum puas, aku bahagia melihat dia terpuaskan. Kubiarkan dia istirahat sejenak sembari menikmati sisa-sisa surga dunia yang baru dia raih.
Setelah kurasa cukup, aku langsung mengambil posisi di antara selangkangannya. Ku arahkan batangku ke lubang surganya. Perlahan kudorong dan agak sempit untuk bisa menembus lubang surganya. Kucoba terus mendorong hingga “BLESSS” amblaslah batangu di lubang surganya. Kudiamkan sejenak lalu mulai ku pompa.
Awalnya Luna agak meringis merasa kesakitan, tapi lama-lama dia bisa merasakan sensasi nikmat. “Aghhhhh..SShhhhh..Yeahhhh’, desahku.
20 menit aku menikmatinya dengan gaya biasa, kini aku minta Luna untuk nungging, aku berganti gaya doggy style. Kukocok lubang surganya dari belakang.
“Iya begitu..enak sayang..Aghhhh”, desahnya.
“Aghhhh..kamu cantik banget Lunaku”, balesku.
15 menit dalam posisi doggy style membuatku sudah tidak bisa menahan untuk mencapa orgasme.
“Sayang, aku mau keluar, keluarin dimana..Oghhhh”, tanyaku.
“Di dalam saja sayang lebih nikmat..A www..Ohhhh”, balesnya.
Beberapa detik kemudian croot..croot..croooot, muncratlah laharku didalam lubang surganya. Kudiamkan batangku disana hingga mengecil dan keluar sendiri.
“Aku minta maaf Luna”, kataku lirih.
“Tidak apa-apa Mahesa, ini kita lakukan karena naluri”, jawabnya. “Terimakasih ya sayang”, balesku.
“Iya sayang”, balesnya.
Kami tidur berpelukan sampai pagi, hingga keesokan harinya aku berpamitan pulang kepada Luna. Tapi sebelumnya kita berjanji untuk secepatnya bertemu kalau ada waktu. Sebelum pulang aku mencium keningnya dengan hangat.
“Terimakasih Luna, aku sayang kamu”, kataku
. “Iya Mahesa, aku juga sayang kamu”, balesnya
. Akupun pulang dengan tidak semangat, karena harus meninggalkan Luna.

Kamis, 21 Mei 2015

Cerita Sex Waria Kenanganku Bersama Waria Binal

Perkenalkan namaku Mahesa, di usiaku yang sekarang ini aku sudah beberapa kali pacaran dan putus di tengah jalan, hingga akhirnya aku memutuskan untuk sendiri tanpa ada seseorang yangmengisi hatiku. Saat ini aku masih kuliah di salah satuperguruan tinggi negeri ternama di DIY. Aku mempunyai seorang kakak cewek bernama Riska, akumemanggilnya Mbak Riska. Usia kakakku ini terpaut jauh dengan usiaku, saat ini dia menginjak usia 28 tahun.Seringkali aku bersama Mbak Riska mengerjakan proyeknya di dalam maupun luar kota. Kakakku ini adalah seorang desainer yang lumayan kondang. Suatu hari Mbak Riska mendapat proyek untuk mendesain busana di Jakarta. Dia mengajakku dan salah satu temennya yang aku belum tau orangnya.Singkat cerita, hari itu aku dan Mbak Riska sudah siapuntuk berangkat ke Jakarta, namun sebelum berangkatkita mampir dulu ke tempat temennya Mbak Riska itu untuk menjemputnya. Setelah kita berdua sampai di salah satu rumah yang bercat hijau, Mbak Riska mengetuk pintunya. Beberapa menit kemudian keluarrah pemilik rumah itu. Wah, ternyata temen Mbak Riska itu adalah seorang waria, namun asal kalian tau, dia sangat cantik dan sexy, kalau boleh aku katakan dia itu sosok perfect shemale.“Hay, aku Mahesa”, ucapku sembari bersalaman.“Aku Erika”, balesnya tersenyum.“Ini to Ris adikmu”, katanya lagi.“Iya Er”, kata Mbak Riska.Setelah semuanya siap, kita bertiga langsung tancap gas ke Jakarta. Kata Mbak Riska kita akan tinggal disana selama dua minggu, karena job yang diterimanya lumayan banyak. Selama perjalanan kami bertiga saling mengobrol bareng-bareng sehingga akudan Erika jadi semakin akrab saja. Aku manggil Erika sama seperti aku manggil kakakku, yaitu Mbak Erika, karena memang usiaku dan usia Erika terpaut lumayan jauh.Setelah beberapa jam di perjalanan, akhirnya sampai juga kita di tempat tujuan. Kami bertiga langsung menemui klien Mbak Riska. Setelah kita berdiskusi dengan klien, kita langsung pergi mencari losmen untuk kita tinggal selama di Jakarta. Kami memesan satu kamar dengan dua ranjang di dalam. Satu ranjang buat tidur Mbak Riska dan Mbak Erika, satu ranjang lagi buat tidur aku.Hari pertama mengerjakan job berjalan lancar sampai hari kedua. Namun dihari kedua Mbak Riska mendapatpanggilan dari salah satu temannya di Jogja untuk mendatangani sebuah kontrak yang memang dia sanggupi dengan timnya yang di Jogja. Terpaksa Mbak Riska harus balik ke Jogja. Kata Mbak Riska paling tiga hari lagi dia juga sudah ke Jakarta lagi.Kini tinggalah aku berdua dengan Mbak Erika. Sebenarnya aku sangat menghormati dia, makanya untuk bersikap senonoh dengannya aku tidak berani. Sampai suatu malam setelah Mbak Riska balik jogja, di losmen tinggal aku berdua dengan Mbak Erika. Ketika kita mau tidur, tiba-tiba Mbak Erika memintaku untuk menemani mendengarkan curhatannya tentang cowok yang baru saja meninggalkan Mbak Erika.Lama-lama Mbak Erika bercerita dengan meneteskan air mata, aku jadi tidak tega. Kudekati dia di ranjangnya. Kuusap rambutnya untuk menenangkan dia. Mbak Erika menyandarkan kepalanya ke dadaku. Aku heran, bodoh sekali cowok yang meninggalkan Mbak Erika, padahal dia kan cantik, putih, dan juga sexy.Sejenak suasana menjadi hening, Mbak Erika menatapku sayup. Entah siapa yang mulai duluan perlahan lahan wajah kami mendekat dan “Hmmm” bibir kami bertemu. Kami ciuman cukup lama, hingga akhirnya aku melepas ciumanku di bibirnya.“Mbak..kamu kan temennya Mbak Ris..”, kataku terpotong.Belum selesai ngomong jari telunjuk Mbak Erika menempel di bibirku.“Aku nyaman denganmu Mahesa”, kata Mbak Erika.Bibir kami kembali bertemu, kali ini ciuman kami lebih meriah. Gairhku sudah memuncak dibuatnya. Tanganku tidak tinggal diam, kuraba buah dadanya yang indah sehingga membuat Mbak Erika mendesahlirih. Malam itu Mbak Erika mengenakan daster tipis sehingga apabila terkena pancaran sinar lampu BH dan CD nya akan jelas keliatan.Kuciumi wajah Mbak Erika, tak puas disitu aku pindah ke telinganya. Kusapu telinganya dengan lidahku.“Aghhhhh..Mahesa..Oghhhhh”, desahnya.Tangan Mbak Erika juga tidak tinggal diam, batangku di elus-elusnya dari luar celana. Kulepas daster yang Mbak Erika kenakan, sekarang dia hanya memakai CDdan BH saja. Ternyata Mbak Erika tampak lebih ayu ketika hanya mengenakan CD dan BH saja, mungkin kalau dia lepas semua yang menempel di tubuhnya akan tampak lebih ayu lagi.Kuraba, kucium, dan kuremas kedua buah dadanya dari luar BH.“Yeahhhh..enak Mahesa..Ahhhhhh”, ucapnya.“Hmmm..Ghmmm..Ahhhhh”, gumamku.Karena kurang puas, kulepas BH dan CD yang dia kenakan. Dan ternyata benar, Mbak Erika kelihatan lebih sempurna ketika tidak mengenakan apa-apa. Langsung saja kulumat dan kupilin putingnya.“Awwww..Aghhhhh..Ohhhhh”, desahnya sexy.Mbak Erika melepas semua yang aku kenakan, dia tampak bahagia melihat batangku yang sedari tadi sudah tegang. Dia mengocok dan mengulumnya.“Mbak..Ahhhh..enak Mbak”, desisku.Setelah 10 menit dia mengulum batangku, kupegang kepalanya dan kembali kulumat bibirnya. Tanganku memegang batang Mbak Erika dan mulai mengocoknya.“Aghhhhh..Ohhhhh..Sshhhhh..Ahhhhhh”, desahnya.Lama-lama kocokanku di batangnya kupercepat untukmenambah nikmat. Setelah hampir 15 menit aku melihat tanda-tanda kalau Mbak Erika hampir mencapai orgasmenya. Dia mengejang dan menyebut namaku kencang.“Mahesaaaaaaaaa..Aghhhhhhhh”, katanya.Dan croot..croot..croooot, muncratlah cairan surganya ke tangan dan wajahku. Kulumat lagi bibirnya dan membiarkan dia untuk menikmati sisa-sisa orgasme yang dia raih.Setelah kurasa dia kembali pulih, kukangkangkan kakinya sedikit lebar, ku paskan batangku pada lubang surganya dan “Blesss” amblaslah batangku disana. Kudiamkan sejenak sembari melumat bibirnya lagi. Dengan perlahan mulai ku pompa dia.“Ahhhhh..Ohhhhh..Shhhhhh”, desahku.“Terus Mahesa..lebih cepat..Aghhhhh”, ucap Mbak Erika.Semakin lama semakin kupercepat kocokanku, hingga hanya dalam waktu 30 menit aku merasa akan keluarlahar cintaku.“Mbak, keluarkan dimana..Ahhhhh”, tanyaku.“Di wajah Mbak saja sayang..Ssshhhhhh”, jawabnya.Beberapa detik kemudian kucabut batangku dan kukocok tepat di depan wajah Mbak Erika.“Mbaaaaaaak..Aghhhhhhhhhh”, desahku.Croot..croot..croooot, muncratlah lahar cintaku di mukanya. Kulumat bibirnya yang sexy sembari mengatakan “Terimakasih Mbak, aku sayang sama kamu”. Mbak Erika hanya membalasnya dengan senyuman yang sangat manis.Kami berpelukan dengan kondisi badan kami yang penuh keringat, setelah dirasa kering keringatnya, kami mandi bareng untuk membersihkan diri. Setelah mandi kita kembali tidur satu ranjang dengan tetap tidak mengenakan apa-apa.“Aku sayang dan cinta sama kamu Mbak Erika”, bisikku di telinganya.“Hmm, aku juga sayang dan cinta sama kamu Mahesa, Cuma kamu yang bisa membuatku nyaman”, balesnya.“Maukah kamu menjadi kekasihku Mbak Erika?”, tanyaku.“Jangan panggil Mbak ya, panggil Erika saja”, balesnya.“Iya Mbak Erika, eh maksudku Erika, maukah kamu menjadi kekasihku Erika?”, tanyaku lagi.Erika hanya mengangguk dan melempar senyumnya yang sangat indah. Kami melakukan hubungan lagi, entahlah berapa kali kita melakukan malam itu, yang jelas sayang dan cinta kamilah yang memberi kenikmatan seutuhnya.

Selasa, 19 Mei 2015

Cerita Sex Waria Merengkuh Kenikmata Bersama Anggi Part 2

“Oh kamu Mas, sini masuk”, ajaknya. “Terimakasih Mbak”, balesku.
Aku di ajak masuk kamarnya, dan ternyata kamarnya sangat rapi dan harum, Anggi ternyata sangatpeduli akan kerapian dan keindahan. “Ini Mbak, maksudku kesini mau ngantar uang bayar riasnya Mbak Reni”, kataku.
“Oh iya, terimakasih mas”, balesnya.
“Mau minum apa mas”, balesnya lagi.
“Nggak usah repot-repot Mbak”, balesku.
“Sebentar ya mas, saya buatin minum dulu”, timpalnya.
Singkat cerita malam itu kita ngobrol banyak di kosannya, dan Anggi sudah tidak canggung lagi curhat tentang hal pribadinya sekalipun ke aku.
Dan selama seminggu aku di karawang, tidak seharipun terlewatkan untuk tidak bertemu dengan Anggi. Kita makan bareng, jalan bareng, dan juga nonton bareng. Sampai saatnya hari itu hari terahir aku di karawang, besoknya aku harus sudah balik ke Jogja lagi. Aku bilang ke Anggi, dan mungkin ini hari terahir kita melewati hari-hari bareng. Anggi pun nampak sedih di raut wajahnya, aku tidak tega melihat dia seperti itu. Kupeluk dia untuk memberi kenyamanan. Kemudian aku pamit pulang, dan terlihat air mata Anggi berlinang. Pas aku mau buka pintu kosnya, tiba-tiba Anggi lari menghampiriku dan memelukku dari belakang. Aku jadi tidak tega, kubalikkan badanku dan mengusap air matanya.
Kami saling menatap dalam-dalam mata kami, entah siapa yang mulai duluan tiba-tiba bibir kami sudah saling bertemu. Kami ciuman cukup lama, dan entah kenapa hasratku muncul tiba-tiba. Kubopong dia ke tempat tidurnya, kutindih dia dan bibir kami kembali bertemu. Secara reflek tanganku tidak tinggal diam untuk mencari bukit indah milik Anggi. Aku melihat wajah Anggi juga sudah terbawa hasrat. Ku remas pelan kedua bukit indahnya smbari tetap ciuman.
“Engggh..Aghhhh..Ahhhh”, terdengar lirih desahan Anggi.
Kulepas kaos yang dia kenakan, Anggi kini hanya menggunakan celana pendek dan BH saja, kuremas kembali bukit indah itu dari balik BH nya. Karena kurang puas, kulepas BH yang dia pakai sekaligus celana pendek hotpantsnya, sekarang Anggi hanya memakai CD saja. Ku turunkan ciumanku ke bagian bukit indah itu, dan dia sedikit mengejang karena mungkin sudah terbawa rangsangan hebat.
“Ahhhh...Masss...Ohhhh”, desahnya. Kemudian Anggi bangun dan melepas semua yang aku kenakan, Anggi nampak bahagia melihat batang kejantananku yang sedari tadi memang sudah tegang. Di pegangnya batangku dan perlahan mulai di kocok. Aku merasakan sangat nikmat sekali.
“Anggiiii...Ahhhhh...Ohhhh”, hanya itu yang keluar dari mulutku.
Sekarang Anggi sudah mulai mainin batangku dengan lidahnya, sesekali dia juga mengulumnya. Diperlakukan seperti itu membuatku semakin bernafsu. Kutarik CD yang Anggi kenakan, dan terlihatlah batang Anggi yang ternyata sudah keras juga. Kupegang batangnya dan mulai kukocok dengan lembut. “Enak Mas...Ahhhhh...Aghhhh...Yeahhhh”, desahnya.
“Aku ingin malam ini menjadi malam surga buat kita Mas...Ahhhhh...Oghhhhh”, balesnya lagi.
Kucium lagi bibirnya, dan juga kuremas bukit indahnya dengan tanganku yang satunya. Anggi sudah tidak menghiraukan apa-apa lagi, dia nampak sangat menikmatinya.
“Massss...Aku mau keluar...Ahhhhhh”, katanya. “Keluarkan saja sayang...raih surgamu”, balesku.
“Masssssssssss...Ahhhhhhhhhh...Yeahhhhhh”, desahan Anggi. Crooot..crooot..crooot, Anggi meraih orgasmenya yang begitu dahsyat dan spermyanya muncrat ke tanganku sangat banyak. Kulihat wajah Anggi dia tersenyum bahagia dan lemas. Kubiarkan dia istirahat sejenak dan menikmati sisa-sisa surga yang baru dia raih. Kucium bibirnya dengan lembut cukup lama.
Setelah aku rasa Anggi cukup rileks lagi, ku kangkangkan kedua kakinya sedikit lebar, ku pegang batang Anggi yang sudah mengecil, dan tangan satuku mengarahkan batangku ke lubang surga milik Anggi. Awalnya agak susah, tapi dengan perlahan-lahan ahirnya masuk juga.
“Ahhhhhhh...Sudah masuk semua sayang”, bisikku.
“Iya Mas, sekarang giliran Mas meraih surga...Ahhhhh...Yang dalam lagi mas”, balesnya.
Plokkk..plokkk..plokkk, suara itu yang semakin menggema di kamar Anggi. Aku mempercepat kocokanku di dalam lubang surga miliknya. Setelah hampir 45 menit, aku merasa ada sesuatu yang mau keluar dari batangku. “Anggi, aku mau keluar sayang...Ahhhhhh”, kataku.
“Keluarkan dimulutku saja Mas...Ohhhhhh”,balesnya.
Kucabut batangku dan kuarahkan ke mulutnya, Anggi dengan tempo cepat mulai mengulum batangku, dan tidak lama kemudian, crooot..crooot..crooot, spermaku keluar di mulut Anggi, dan yang bikin aku bahagia Anggi menelannya sampai habis. Kemudian kami ciuman cukup lama sembari merilekkan tubuh kami yang sudah berbalut peluh keringat.
Setelah itu kurapikan lagi semuanya, dan kupakaikan pakaian Anggi seperti semula. Rasanya aku tidak ingin balik ke Jogja, tapi ini sudah menjadi keharusan. Kembali aku berpamitan dengan Anggi serta mengucapkan terimakasih untuk semuanya selama ini. Anggi menangis dan tak rela berpisah. Kupeluk dia erat dan kucium keningnya.
“Aku sayang kamu Anggi”, bisikku di telinganya.
“Aku juga sayang kamu Mas”, balesnya di tengah-tengah tangisan. Aku melangkah ke pintu dan melambaikan tanganku yang kemudian di balas Anggi melambaikan tangan dengan senyuman yang dibarengi air mata di pipinya.

Cerita Sex Waria Merengkuh Kenikmatan Bersama Anggi Part 1

Perkenalkan namaku Mahesa, saat ini aku masih kuliah semester akhir di salah satu perguruan negeri yang terkenal di kota gudeg. Banyak yang bilang aku ini mirip salah satu aktor terkenal dari Amerika namanya Antonio Banderas, makanya tidak heran banyak teman wanita yang dekat bahkan juga ingin menjadi pacarku. Tapi pada prinsipnya, aku tidak akan menjalin asmara dengan wanita manapun sebelum selesai kuliahku. Oke langsung saja, aku akan menceritakan kisah indahku bersama Anggi Kirana. Malam itu aku sedang mempersiapkan segala sesuatunya yang akan di bawa besok. Rencananya besok aku akan pergi ke karawang untuk menghadiri acara pernikahan sepupu disana. Karena waktu itu kuliah dalam masa libur sehabis ujian, maka aku berniat untuk tinggal di rumah sepupuku itu selama seminggu, itung-itung sekalian liburan disana.
Pagi itu aku berangkat jam 07.00 dengan menggunakan bus jurusan Jakarta. Singkat cerita, setelah kira-kira 10 jam duduk di dalam bus, akhirnya aku sampai juga di tempat tujuan. Di rumah sepupuku sudah banyak sodara kami yang berkumpul. Rencana akad nikahnya besok jam 09.00 pagi. Karena saking capeknya, setelah berjabat tangan dengan sanak sodara aku langsung saja menuju kamar yang memang sudah di sediakan buat aku selama tinggal disana. Begitu masuk kamar aku langsung bersih-bersih badan dan langsung tidur karena saking capeknya 10 jam menempuh perjalanan tadi.
Sekitar jam 06.00 pagi aku bangun dan langsung menuju teras rumah untuk menghirup udara segar. Sedang asyik-asyiknya menikmati udara segar, tiba-tiba aku di kagetkan oleh seseorang disampingku. “Permisi, apa ini benar rumahnya Mbak Reni?”, sapanya lembut. Sepupuku memang namanya Reni, umur dia lebih tua dari aku 5 tahun.
Antara keluargaku dan keluarga Mbak Reni memang sangat akrab. “Iya benar, kamu siapa ya?”, tanyaku.
“Aku Anggi mas, yang mau ngerias Mbak Reni”, balesnya. “Oh ya silahkan masuk Mbak Anggi, nanti Mbak Reninya tak panggilin”, kataku.
Jujur, sejak pertama tadi aku melihat Anggi, tidak tau kenapa jantungku seperti tersentuh sesuatu sehingga membuat detak jantungku berdegup lebih kencang dan tidak beraturan. Anggi sangat cantik dan mempesona.
Badannya padat berisi, matanya indah seperti rembulan malam, wajahnya ayu sensual, dan yang tidak ketinggalan sepasang bukit kembar di dadanya yang sangat memukau. Entah kenapa baru pertama melihat dia saja aku sudah terpana, ingin sekali rasanya mengenal dia lebih dekat lagi.
Jam sudah menunjukan pukul 07.00, Anggi sibuk menata rias sepupuku di kamar depan, sedangkan yang lain sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk acara hari ini. Setelah Mbak Reni selesai di rias, Anggi mohon pamit untuk pulang, sayang sekali aku belum sempat kenalan dengan dia. Jam sudah menunjukan pukul 08.30, seisi rumah berbondong-bondong pergi ke KUA untuk acara ijab kabul, sedangkan aku sendiri dapat tugas menjaga rumah sendirian.
Setelah selesai semua persiapannya, aku berniat mau mandi karena gerah, namun tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara ketukan pintu. Nampaknya ada tamu, langsung saja aku bukakan pintu, ternyata yang datang Mbak Anggi bro.
“Eh Mbak Anggi, ada yang ketinggalan Mbak? Kok balik lagi?”, tanyaku.
“Enggak Mas, ini cuma mau ngasih nota riasnya Mbak Reni”, balesnya.
“Oh gitu, yasudah sini masuk dulu Mbak, biar aku buatkan minum”, ajakku. “Terimakasih Mas”, timpalnya.
Anggi duduk di ruang tamu sembari menunggu aku yang sedang membuatnya minum. Setelah selesai aku langsung menuju ruang tamu menemui Anggi. “Terimakasih Mas, jadi ngrepotin”, katanya.
“Ah enggak kok Mbak, cuma teh hangat saja kok”, balesku.
“Kok sepi Mas, yang lain ikut ke KUA semua?”, tanyanya.
“Iya nih Mbak, cuma aku yang kebagian jaga rumah’, balesku. Sembari nunggu rombongan pulang dari KUA, kuhabiskan waktuku untuk ngobrol ngalor ngidul dengan Anggi, sampai akhirnya kami jadi semakin akrab.
“Boleh ngomong sesuatu nggak Mbak?”, kataku.
“Mau ngomong apa Mas?”, balesnya. “Mbak Anggi cantik banget”, kataku.
“Ah Mas ini ada-ada saja”, balesnya mesem.
“Aku jujur Mbak, ngapain juga aku bohong”, balesku meyakinkan. “Aku ini waria loh Mas”, jawabnya.
“Iya aku tau, tapi aku melihat Mbak Anggi parasnya wanita banget”, balesku. Anggi hanya tersenyum dan pamit pulang, katanya dia harus ngerias kliennya yang lain, kalau nunggu rombongan sodaraku pulang entar malah bisa telat. Makanya nanti Mbak Reni di suruh datang ke kosannya saja. Namun sebelum pulang kami sempat tukeran pin BB terlebih dahulu.
Malam harinya Mbak Reni menyuruhku untuk mengantar uang bayaran riasnya Anggi ke kosannya, padahal aku kan tidak tau tempat kosnya. Ahirnya aku BBM dia untuk ngasih tau alamat kosnya.
Setelah muter-muter nyari tempat kosnya, ahirnya ketemu juga. Kuketuk pintunya namun Anggi tak kunjung keluar, mungkin dia lagi mandi, karena aku dengar guyuran air di dalam kamarnya. Ternyata benar, tidak lama kemudian Anggi keluar dengan hanya menggunakan baju handuk serta melilitkan handuk di kepalanya. Mataku terbelalak melihatnya, Anggi nampak cantik dan sexy sekali sehabis mandi.

Cerita Sex Waria Nikmatnya Bu Handayani Part 1

Perkenalkan namaku Johan, saat ini aku bekerja sebagai kontraktor di salah satu perusahaan bonafid di Jakarta. Usiaku saat ini menginjak 27 tahun, meskipun di usia ini aku terbilang sudah cukup mapan namun aku masih saja sendiri menjalani hari-hari. Aku memang belum ingin mengahiri masa lajangku, karena aku masih ingin menikmati indahnya dunia dengan kebebasanku sendiri. Memang sih teman-temanku banyak yang menanyakan kapan aku kawin, tapi aku sama sekali tidak terganggu dengan seringnya pertanyaan itu. Buatku kawin itu nomer 2, nomer 1 ada calonnya dulu hehehe. Itulah sedikit mengenai diriku, langsung saja kita ke topik utama. Aku sebenarnya asli Yogyakarta, namun karena tuntutan pekerjaan akhirnya aku menetap di Jakarta. Meskipun demikian, aku juga masih sering mengunjungi kampung halamanku untuk sekedar mengobati rindu kepada keluarga tercinta. Di Jakarta aku tinggal sendiri di kontrakan yang lumayan asri. Kontrakanku terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, teras dan kamar mandi. Untuk fasilitas di dalamnya bisa dibilang lengkap, karena sengaja aku menyewa kontrakan yang sedikit mahal. Tinggal sendiri di kontrakan itu kadang membuatku merasa sepi, tapi apa boleh buat kunikmati saja dengan senang hati. Dua bulan pertama disana kehidupanku normal-normal saja, aku juga sudah mulai merasa betah dan nyaman untuk tinggal sendirian jauh dari keluarga. Aku menyadari kalau tinggal sendiri ternyata kita jadi lebih bebas mengekploitasikan ekspresi kita tanpa ada yang tau. Seperti kebiasaan baruku yaitu telanjang bulat tanpa tertutup sehelai benang pun. Memang setelah pulang dari kantor aku selalu menutup rapat pintu dan jendela kontrakanku, kemudian kulepas semua yang kukenakan lalu mandi membersihkan diri. Setelah mandi dan mengeringkan tubuhku tetap kubiarkan tubuhku telanjang bulat sampai pagi harinya, terkecuali kalau malam mau ada tamu. Sebagai laki-laki normal dan dewasa, kadang timbul gejolak nafsu dan gairah pada diriku. Dan kalau itu sudah melanda kusalurkan hasratku dengan onani. Mungkin aku bisa dikatakan bernafsu tinggi, karena dalam seminggu biasanya aku melakukan onani 3 sampai 4 kali. Sebenarnya dalam hati ingin merasakan nikmatnya senggama secara langsung, namun dengan siapa, semenjak lulus kuliah aku tidak pernah pacaran lagi. Kalau untuk jajan diluar aku belum punya nyali. Sampai suatu hari terjadi kejadian yang sama sekali tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Suatu malam yang dingin dan hujan yang sangat lebat, aku yang telanjang duduk sendiri di ruang tamu ditemani secangkir teh hangat dan rokok malboro, waktu itu jam di dinding menunjukan pukul 20.10 malam. Di sela-sela asyiknya menikmati rokok yang sedang kuhisap, tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara langkah kaki yang berhenti di teras. Bergegas aku mengenakan pakaian dan celana pendek karena kukira ada tamu. Setelah nunggu 10 menit tidak ada suara ketukan pintu, aku jadi curiga dan merasa was-was kalau yang di depan adalah maling. Dengan perlahan-lahan kudekati pintu itu dan kubuka dengan sangat pelan. Aku kaget campur heran, di sudut teras ada sosok seorang yang sedang berdiri dengan tas di lengannya. Dia berpakaian tangtop hijau yang dilapisi sweeter coklat dan bawahannya rok selutut. Kulihat dia basah kuyup dan menggigil. “Maaf mas numpang berteduh”, katanya. “I...ii...iiya nggak papa”, kataku. Aku tertegun, kulihat dia begitu cantik dan anggun, parasnya juga sangat keibuan. Aku jadi tidak tega melihat dia yang menggigil kedinginan. Aku berinisiatif mengajaknya masuk. “Maaf mbak, eh bu, mari masuk aja nanti masuk angin”, kataku. “Nggak usah mas, saya nggak enak”, balesnya. “Tapi ini hujannya deras banget, baju dan rok ibu juga basah, sudah mari masuk aja, lagian aku tinggal sendiri kok”, balesku. “Tapi mas . . .”, katanya. “Sudah nggak usah tapi-tapian, mari . .”, sambungku. Akhirnya ibu itu mau kuajak masuk, aku tidak tega kalau mendiamkan dia kedinginan di luar. Aku baru tau ternyata beliau adalah waria. Awalnya aku tidak menyangka dia waria, karena dari parasnya begitu anggun dan lembut layaknya wanita seutuhnya. Setelah kuajak masuk kuberikan dia handuk untuk mengeringkan rambut dan tubuhnya. “Kalau ibu mau mandi dan membersihkan diri kamar mandinya disana”, kataku sambil menunjuk kamar mandi. “Terimakasih mas, tapi saya nggak bawa pakaian ganti”, balasnya. “Pakai aja dulu pakaian aku bu, nanti tak ambilkan”, kataku. Kuambilkan kaos dan celana training serta celana dalamku. “Ini bu, tapi maaf aku nggak ada persediaan BH hehe”, kataku sambil menyodorkannya. “Hehe, nggak papa mas, ininya nggak usah aja, saya nggak enak sama mas”, katanya sambil mengembalikan celana dalamku. “Yasudah . .”, balasku. Bersambung ... Silahkan Baca selanjutnya Di Blog ini

Cerita Sex Waria Nikmatnya Bu Handayani Part 1

Perkenalkan namaku Johan, saat ini aku bekerja sebagai kontraktor di salah satu perusahaan bonafid di Jakarta. Usiaku saat ini menginjak 27 tahun, meskipun di usia ini aku terbilang sudah cukup mapan namun aku masih saja sendiri menjalani hari-hari. Aku memang belum ingin mengahiri masa lajangku, karena aku masih ingin menikmati indahnya dunia dengan kebebasanku sendiri. Memang sih teman-temanku banyak yang menanyakan kapan aku kawin, tapi aku sama sekali tidak terganggu dengan seringnya pertanyaan itu. Buatku kawin itu nomer 2, nomer 1 ada calonnya dulu hehehe. Itulah sedikit mengenai diriku, langsung saja kita ke topik utama. Aku sebenarnya asli Yogyakarta, namun karena tuntutan pekerjaan akhirnya aku menetap di Jakarta. Meskipun demikian, aku juga masih sering mengunjungi kampung halamanku untuk sekedar mengobati rindu kepada keluarga tercinta. Di Jakarta aku tinggal sendiri di kontrakan yang lumayan asri. Kontrakanku terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, teras dan kamar mandi. Untuk fasilitas di dalamnya bisa dibilang lengkap, karena sengaja aku menyewa kontrakan yang sedikit mahal. Tinggal sendiri di kontrakan itu kadang membuatku merasa sepi, tapi apa boleh buat kunikmati saja dengan senang hati. Dua bulan pertama disana kehidupanku normal-normal saja, aku juga sudah mulai merasa betah dan nyaman untuk tinggal sendirian jauh dari keluarga. Aku menyadari kalau tinggal sendiri ternyata kita jadi lebih bebas mengekploitasikan ekspresi kita tanpa ada yang tau. Seperti kebiasaan baruku yaitu telanjang bulat tanpa tertutup sehelai benang pun. Memang setelah pulang dari kantor aku selalu menutup rapat pintu dan jendela kontrakanku, kemudian kulepas semua yang kukenakan lalu mandi membersihkan diri. Setelah mandi dan mengeringkan tubuhku tetap kubiarkan tubuhku telanjang bulat sampai pagi harinya, terkecuali kalau malam mau ada tamu. Sebagai laki-laki normal dan dewasa, kadang timbul gejolak nafsu dan gairah pada diriku. Dan kalau itu sudah melanda kusalurkan hasratku dengan onani. Mungkin aku bisa dikatakan bernafsu tinggi, karena dalam seminggu biasanya aku melakukan onani 3 sampai 4 kali. Sebenarnya dalam hati ingin merasakan nikmatnya senggama secara langsung, namun dengan siapa, semenjak lulus kuliah aku tidak pernah pacaran lagi. Kalau untuk jajan diluar aku belum punya nyali. Sampai suatu hari terjadi kejadian yang sama sekali tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Suatu malam yang dingin dan hujan yang sangat lebat, aku yang telanjang duduk sendiri di ruang tamu ditemani secangkir teh hangat dan rokok malboro, waktu itu jam di dinding menunjukan pukul 20.10 malam. Di sela-sela asyiknya menikmati rokok yang sedang kuhisap, tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara langkah kaki yang berhenti di teras. Bergegas aku mengenakan pakaian dan celana pendek karena kukira ada tamu. Setelah nunggu 10 menit tidak ada suara ketukan pintu, aku jadi curiga dan merasa was-was kalau yang di depan adalah maling. Dengan perlahan-lahan kudekati pintu itu dan kubuka dengan sangat pelan. Aku kaget campur heran, di sudut teras ada sosok seorang yang sedang berdiri dengan tas di lengannya. Dia berpakaian tangtop hijau yang dilapisi sweeter coklat dan bawahannya rok selutut. Kulihat dia basah kuyup dan menggigil. “Maaf mas numpang berteduh”, katanya. “I...ii...iiya nggak papa”, kataku. Aku tertegun, kulihat dia begitu cantik dan anggun, parasnya juga sangat keibuan. Aku jadi tidak tega melihat dia yang menggigil kedinginan. Aku berinisiatif mengajaknya masuk. “Maaf mbak, eh bu, mari masuk aja nanti masuk angin”, kataku. “Nggak usah mas, saya nggak enak”, balesnya. “Tapi ini hujannya deras banget, baju dan rok ibu juga basah, sudah mari masuk aja, lagian aku tinggal sendiri kok”, balesku. “Tapi mas . . .”, katanya. “Sudah nggak usah tapi-tapian, mari . .”, sambungku. Akhirnya ibu itu mau kuajak masuk, aku tidak tega kalau mendiamkan dia kedinginan di luar. Aku baru tau ternyata beliau adalah waria. Awalnya aku tidak menyangka dia waria, karena dari parasnya begitu anggun dan lembut layaknya wanita seutuhnya. Setelah kuajak masuk kuberikan dia handuk untuk mengeringkan rambut dan tubuhnya. “Kalau ibu mau mandi dan membersihkan diri kamar mandinya disana”, kataku sambil menunjuk kamar mandi. “Terimakasih mas, tapi saya nggak bawa pakaian ganti”, balasnya. “Pakai aja dulu pakaian aku bu, nanti tak ambilkan”, kataku. Kuambilkan kaos dan celana training serta celana dalamku. “Ini bu, tapi maaf aku nggak ada persediaan BH hehe”, kataku sambil menyodorkannya. “Hehe, nggak papa mas, ininya nggak usah aja, saya nggak enak sama mas”, katanya sambil mengembalikan celana dalamku. “Yasudah . .”, balasku. Bersambung ... Silahkan Baca selanjutnya Di Blog ini

Senin, 18 Mei 2015

Cerita Sex Waria Aku dan 3 Pria Hypersex Part 2

Ketika mencoba mau tidur, tiba-tiba pintu ruang depan diketuk orang."Mbak Linda... Mbak Linda... malam Mbak...""Ya malem... siapa diluar.." kata saya."Saya Anto Mbak... mau ngomong sebentar boleh nggak...?" terdengar suara Anto yang memang sudah saya kenal memanggil saya."Ia Nto... sebentar ya... ada apa sih kok malam-malam begini..." ujar saya sambil membuka pintu.Ternyata di luar Anto tidak sendirian. Ia ditemani oleh dua orang laki-laki yang belum saya kenal sebelumnya."Ini lho Mbak... teman saya... namanya Giyono dan satunya lagi namanya Romli katanya maukenalan sama Mbak... Kalau Mbak nggak keberatan boleh nggak teman saya ini ngobrol-ngobrol sebentar sama Mbak... Orangnya baik kok Mbak..." kata Anto berpromosi sambil sedikit merayu saya untuk segera dapat menyilakan masuk ketiganya.Walaupun masih lelah tapi hati saya sebenarnya senang juga dengan kedatangan tamu-tamu seperti mereka ini. Selain cakap-cakap mereka juga sangat menggairahkan. Setelah dipersilakan masuk dan duduk tak satupun di antara mereka yang mau memulai bicara."Ayo sekarang mau ngobrol apa nih..." kata saya.Ditanya demikian Giyono baru berani menjawab."Sebenarnya saya mau minta maaf Mbak...""Lho memangnya kamu salah apa... kok pake minta maaf segala..." jawab saya."Eh... eh... sebenernya gini Mbak... saya mau minta maaf soalnya saya sama Romli ini... tadisore ngintip Mbak lagi mandi..." katanya terus terang."Oh itu... nggak apa-apa kok... lebih dari ngintipjuga nggak apa-apa kok kalo kamu mau..." balas saya tambah ngawur."Ah masa Mbak... misalnya apa Mbak..." kata Romli yang tiba-tiba ngomong padahal dari tadi dia cuma diam saja."Misalnya nih... ini misalnya ya... itu juga kalo kamu mau lho... kamu bertiga tuh memperkosasaya, gimana... mau nggak...?" tawar saya kepada mereka."Wah kalo yang gituan sih nggak usah ditawarin Mbak... kita ke sini emang mau ngentot Mbak..." kata mereka hampir bersamaan."Ya kalo begitu ditutup dulu ya pintunya... dankamu semua saya persilakan untuk memperlihatkan kemampuan kamu masing-masing..." ujar saya dengan penuh semangat.Akhirnya saya betul-betul dikerubuti oleh tiga laki-laki itu sekaligus. Setelah dengan paksa mereka mendudukkan saya di sofa, mereka bertiga juga dengan rakusnya membuka baju tidur saya sehingga saya langsung telanjang bulat. Karena setiap tidur saya memang tidak pernah memakai BH dan celana dalam. "Gile cing seksi banget nih Mbak Linda... pantatnyabahenol banget... toketnya bener-bener bikin gua nafsu nih..." kata Romli sambil mengisap dan menjilati kedua payudara saya. Sementara itu Anto sudah menjulurkan kemaluannya ke mulut saya dan dia juga ingindibuat enak. "Ayo Mbak isep Mbak kontol ini Mbak... jilatin deh Mbak... ayo Mbak terrruuusss Mbak... bikin Anto keluar Mbak..." Saya mendengar desahannya makin bernafsuuntuk mengisap dan menjilat kemaluan Anto sampai keujung-ujungnya termasuk ke biji pelirnya. Dan yang tidak kalah asyik adalah kelakuan Giyono yang dengan beringasnya mengangkat sekaligus merentangkan kedua kaki saya dan menjilati paha sampai ke pangkal paha serta sasaran akhirnya yaitu lubang pantat saya yang seksi, katanya. Sayabetul-betul kegelian dibuatnya. Setelah beberapa menit Romli menjilati payudara, ketiak dan perut saya, Giyono melahap habis tempik saya serta kemaluan Anto yang kelihatannya mau keluar. Tiba-tiba Giyono menyuruh saya untuk tidur telentang. "Ayo Mbak sekarang telentang deh biar saya embat tempik Mbak ya..." Ketika kemaluan Giyono sudah benar-benar masuk ke tempik saya, dia menggenjotnya dengan lincah dan penuh semangat. Saking semangatnya tubuh saya pun ikut bergoyang-goyang keras. Romli juga masih sibuk mempermainkan kedua payudara saya. "Ayo angkat kedua tangan Mbak... biar saya jilatin sekalian ketiak Mbak yang baunya bikin saya pingin ngentot Mbak ini..." ujarnya makin kesetanan. Sedangkan kemaluan Anto semakin cepat mulut saya mengisap maka semakin mengeras dan membesar batang kemaluan itu di mulut saya.Saya jadi yakin ini pasti sudah mau keluar ."Ayo terus Mbak... terus Mbak... terrruuusss Mbak... aaahhssshh... aaahhssss..." dilepasnya batang kemaluan itu dari mulut saya dan ketika sampai puncaknya, maninya yang asin dan enak itu dimuncratkan kepermukaan wajah saya dan..."Ccrrreet... crreet... crrreeet...""Ah... enak juga peju kamu Anto..." kata saya sambil menelan sisa-sisa sperma yang melelehdibibir dan pipi saya.Sementar itu permainan Giyono dan Romli makin seru saja . Bahkan jadi semakin menggairahkan ketika tangan Romli sekarang mulai menjamah kemaluan saya dan mengocoknya secara perlahan-lahan. Dan yang lebih kurang ajar lagi, dia duduki wajah saya dengan pantanya dan ia minta agar batangannya juga dihisap seperti punya Anto.Saya betul-betul tidak berdaya ketika kedua tangan saya direntangkan ke atas dan dipegang kuat-kuat oleh Romli sambil batangannya dimasukkan maju mundur di mulut saya."Iya gitu dong... Mbak Linda pinter banget deh... ssshhh... ennnaaakkk Mbak... ennaakkk Mbak... aaahhh..." hanya itu yang keluar dari mulutnya.Kenikmatan itu bukan hanya dirasakan oleh Romli, saking nikmatnya Giyono pun makin cepat gerakannya dalam menusuk lubang pantat saya. Sambil memegang kedua paha saya ke atas dan kadang-kadang mencubit pantat saya dengan gemasnya dia berujar,"Aduuhhh Mbak... tooloong Mbak... kontol sayaudah nggak kuuuaattt... mau keluuuaarrr..." dan..."Creeet... creet... cret... creeet..." akhirnya air sperma yang sangat banyak itu membanjiri lubang pantat saya.Ketika kedua temannya sudah duduk lemas karena keenakan "gituan". Romli masih terus menggenjot pantat dan batangannya di mulutsaya. Menurut saya dia ini mainnya sangat kasar. Tapi justru itu yang paling saya suka. Setelah puas di mulut saya, dia pindah posisi ke lubang pantat saya. Gerakan-gerakannya main liar saja. Sambil bersetubuh dia mainkan juga kemaluan saya untuk dikocoknya dan terkadang juga dia menggigit puting kedua payudara saya."Ayo Mbak kita keluar sama-sama ya..." ujarnya penuh harap.Setelah beberapa menit saya memang sudah tidak tahan untuk orgasme karena rangsangan-rangsangan hebat yang dibuat oleh Romli di seluruh tubuh saya."Mbak mau keluar ya... saya juga Mbak... sebentar... sebentar Mbak... kita sama-sama Mbak... tuuu kaaan Mbak... wah enaaakkk sekaaliii Mbak... saya juga nggak tahan nih... aduuuhhh... ahhhhsshhh... Mbaaakk saya keluaaar Mbaaakk..." teriaknya.Bersamaan dengan itupun saya akhirnya keluar juga, "Aaahhh... sshhh, gigit tetek saya dong Mas...""Creeet... creet... creeet..."Ah... wah benar-benar malam yang indah buatkami berempat.

Cerita Sex Waria Aku dan 3 Pria Hypersex

Kejadian tersebut betul-betul tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Karena peristiwa itu adalah pertama kali saya merasakan betapa nikmatnya di setubuhi sekaligus dijadikan obyek seks oleh tiga pria sekaligus. Kondisi tempat kost saya yang sangat sederhana bahkan boleh dibilang sangat tidak memadai membuat semua ini bisa terjadi. Walaupun begitu, saya sangat menikmati tempat tinggal tersebut karena selain usaha salon saya bisa sedikit berkembang, para tetangga di sekitar tempat saya tinggal juga dapat menerima keberadaan saya apa adanya tanpa ada rasa benci dan menganggap saya sebagai makhluk yang aneh. Mereka pada umunya sangat baik, saling hormat menghormati dan saling harga menghargai satu sama lain. Apa yang bisa disumbangkan dari kepandaian yang saya miliki, saya berikan kepada mereka dengan cuma-cuma tanpa meminta uang sepeserpun. Bagi saya, asal mereka senang saya pun ikut senang. Misalnya dalam hal merias pengantin yang sering diadakan di tempat kami tinggal dan juga kegiatan-kegiatan warga lainnya seperti dalam HUT Kemerdekaan saya pun ikut terlibat di dalamnya. Hal tersebut membuat hubungan saya dengan warga sekitar dapat terpelihara dengan baik. Dengan kondisi seperti ini, saya juga sangat bersyukur karena kebetulan dikaruniai wajah yang cantik dan tubuh yang seksi sehingga membuat para pria yang pernah melihat saya akan terkagum-kagum dibuatnya. Bahkan ada beberapa di antara mereka yang belum tahu kalau saya adalah waria. Namun ada juga beberapa orang lainnya yang terus terang ingin meminta saya untuk mau menjadi istri atau pacarnya walaupun mereka tahu kalau saya adalah waria, sayangnya kebanyakan dari mereka adalah bapak-bapak yang sudah punya anak dan istri. "Saya nggak mau bikin rusak rumah tangga orang lain lho Mas..." ujar saya suatu kali kepada Mas Kurdi yang masih keturunan Arab itu. Ia begitu memaksa saya untuk jadi istrinya setelah selama dua hari menginap di kamar saya dan merasakan servis yang luar biasa dari saya. "Soalnya bukan apa-apa Lin... cara kamu melayani aku itu lho yang membuat aku kesengsem sama kamu..." rayu Mas Kurdi dengan nada gombalnya. "Aku merasa jadi laki-laki yang sesungguhnya dipelukanmu... karena kamu sangat pandai dan sangat sabar memberi perhatian buatku baik di ranjang maupun tidak di ranjang..." kata Mas Kurdi mencoba meyakinkanku. "Iya Mas... tapi Mas Kurdi kan sudah punya istri... nanti gimana kalau istri Mas tahu suaminya kawin lagi... sama waria lagi..." ujar saya meluruskan pikirannya. "Iya betul... tapi saya nggak pernah dapat kepuasan seperti yang saya dapatkan dari kamu Lin..." kata Mas Kurdi dengan terus memaksa. Karena saya tidak mau dipaksa, akhirnya Mas Kurdi menyerah juga. Dan sekarang kalau libidonya sedang naik saja dia datang mencari kepuasan birahi dari tubuh saya ini. Setelah menyelesaikan pekerjaan memotong rambut dan merias wajah Bu Henny pada pukul 18:00 sore, seperti biasa saya langsung pergi mandi. Pada saat masuk ke kamar mandi sebenarnya saya tidak tahu kalau ada orang yang sedang mengintip. Namun setelah beberapa guyuran air saya tumpahkan ke tubuh saya, ada suara yang mencurigakan di atap kamar mandi. Seketika saya kaget juga, tapi lama-lama saya malah jadi senang karena ada yang melihat saya mandi. Sengaja saya melakukan gerakan-gerakan yang erotis untuk membuat si pengintip jadi tambah nafsu. "Ah.. ah... aaahhh..." saya mendesah sambil memilin-milin puting payudara saya. Kemudian saya juga menjilati ketiak saya sendiri dan mengangkat salah satu kaki saya ke atas bak mandi untuk selanjutnya mulai menusuk-nusukan jari tangan saya ke lobang anus saya secara perlahan-lahan. Gerakan memilin dan mengusap puting payudara serta menusuk lobang anus itu membuat saya jadi sangat keenakan. Saya sendiri paling suka kalau melakukan itu sambil mengkhayal sedang diperkosa oleh pria yang gagah dan ganteng serta punya kemaluan yang agak besar. Setelah beberapa saat, akhirnya saya tidak tahan untuk melakukan masturbasi. Dengan nafas yang terengah-engah karena menahan nafsu dan kenikmatan, saya mulai menjerit-jerit kecil "Aduh... enaaak sekali... ahhh... aaahhh... ooohhh... aaahh..." sampai-sampai rasa gelinya terasa amat sangat di sekujur tubuh yang kemudian mengejang dan akhirnya saya hanya dapat berteriak "Aaahh... ssshhhssss..." dan cairan putih kental itu pun muncrat dari kemaluan saya yang beberapa cipratannya tampak menempel di bulu kemaluan saya yang memang lebat. Akhirnya saya hanya berharap si pengintip bisa menikmati semua pertunjukan ini. Malam itu udara terasa sangat panas sekali. Di luar rumah masih terdengar beberapa orang sedang mengobrol dan terkadang diselingi tawa dan nyanyi. Sementara saya di dalam kamar yang kecil ini sedang mendengarkan radio yang sedang menyiarkan lagu-lagu dangdut populer sambil merapikan beberapa alat kencantikan yang telah saya pergunakan kerja seharian. Setelah semuanya rapi, sekaranglah waktunya untuk merias diri sendiri pikir saya. Mulai menata rambut saya yang panjang sebahu, me-make-up wajah dan memakai parfum yang bisa mengundang birahi laki-laki. Biasanya kalau sedang kepingin cari tambahan atau ingin cari kemaluan buat dihisap, saya langsung pilih baju yang seksi dan kemudian panggil tukang becak minta diantarkan ke lokasi mejeng. Tapi malam itu rasanya kok malas. Mungkin karena sudah kerja seharian jadi badan rasanya ingin ditidurkan saja. Silahkan Dilanjut disini

Minggu, 17 Mei 2015

Cerita Sex Waria Sange

Cerita Sex Waria Sange)– Kejadian ini sudah 3 tahun yang lalu tapi masih sering teringat di benakku. Suatu malam, jam 3 pagi, aku berkeliling di Taman Lawang, saat menikung dari lampu merah kulihat, makhluk indah ini. Tinggi semampai dengan rok mini hitam yang ketat dan memakai atasan kaos putih yang tipis sekali dan ketat. Lekuk-lekuk tubuhnya jelas menerawang dari balik pakaiannya. Aku hentikan mobil lebih kurang 4 meter dari tempat dia berdiri. Dia datang ke depan grand civic-ku, berdiri di depan 1 m dari kap mobil, berkacak pinggang. Terlihat jelas payudaranya dari balik kaos yang super tipis, tidak terlalu besar, namun indah. Tampaknya tanpa bra, dia kemudian memutar ke arah pintu kiri, kubuka pintu lalu dia naik. Namanya Rina. Dia tanya mau ke mana, aku bilang hanya ingin mutar-mutar di dekat sini sambil berkenalan dengan dia. Aku merencanakan keliling sampai ujung Kuningan dan kembali ke Taman Lawang. Dia mengajak ke rumahnya atau ke hotel, aku bilang lain kali saat ini aku hanya kepingin kenalan saja, karena aku sedang tidak “in the mood” untuk “gituan”. Dia bilang, “Yang benar? kamu hanya ingin kenalan.” Sambil berkata begitu dia membuka 2 kancing bajuku yang teratas, jemarinya menyelusup ke dalam meraba dadaku, mempermainkan puting di dadaku dengan jarinya. Baru satu kali aku merasakan permainan seperti ini, jemarinya sangat terampil memuntir sampai aku terangsang. Dia melakukan ini mulai dari ujung utara jalan Kuningan sampai balik ke ujung selatannya jalan Kuningan. Sambil mempermainkan puting di dadaku, dia merayu untuk kencan. Mengeluarkan kata-kata, janji tentang nikmatnya kencan dengan dia, dia bilang kita lihat sampai di ujung jalan nanti apakah benar aku tidak berminat untuk mencicipi tubuhnya malam ini. Aku terangsang hebat, kuusahakan nyetir dengan konsentrasi tapi jemarinya tetap menari dan bisikan serta ajakannya membakar tubuhku.
Akhirnya kami kembali ke Taman Lawang dan memarkir mobil di belakang di tempat gelap. Jepitan yang diselingi puntiran dan tarikan-tarikan di puting dadaku makin menggila setelah mobil berhenti. Dia mulai meraba selangkanganku, akhirnya aku buka ritsluiting jeansku. Rani minta aku melepas jeansku semuanya. Jadilah aku masih memakai baju namun telanjang bulat di bagian bawah. Dia meremas kemaluanku yang sudah mengeras sejak tadi sambil jemarinya tetap memberikan rasangan dahsyat ke putingku. Kadang tarikannya terasa agak sakit namun nikmat.
Aku tidak tahan, kuraih dia lalu menciumnya. Kurasakan lidahnya bermain dengan lidahku. Aku pun meraba payudaranya dan selangkangannya. Kami saling pagut dan saling raba dengan nafsu yang memuncak, dia kemudian mengeluarkan penisnya dari balik rok mininya.
Aku bilang, “Stop! Kita cari tempat lain untuk menuntaskan ini.” Dia bilang, “Jangan. Goyang Rani di sini saja Bang. Rani kepingin banget.” Dia tarik bahuku agar pindah ke atas tubuhnya di jok depan kiri yang sudah rebah. Aku terangsang sekali. Takut kepergok orang karena ini public place. Tapi dia rebah dengan penis yang tegak ke atas, dia kocok-kocok sambil bilang, “Ewek Rani Bang.. Bang.. Ewek Rani Bang..” Takut kepergok, tapi nafsu kebinatanganku memuncak. Kubuka kondom dan kupasang, langsung menindih tubuh Rani. Penisku memasuki tubuhnya dan kami lupa pada dunia sekitar, aku merajamkan penisku dengan ganas. Dia mengelepar di bawah tindihanku, saling kulum saling gigit, akhirnya kita keluar barengan. Aku keluar, air maninya membasahi perut kami berdua. Pengalaman tergila yang pernah kulakukan.
Waktu selesai sudah jam 4.30. Kuantar dia ke rumahnya di Manggarai dan tidak dapat menolak rayuan dia untuk singgah ke tempat kostnya. Mulanya aku khawatir takut mobilku dikerjain orang, tapi ada keamanan dibayar Rp.10000, mobil boleh parkir di suatu tanah kosong dan di jaga. Tiba di kostnya, wah surprise juga kostnya bagus, seperti paviliun, ada kamar mandi di dalam dan dapur kecil. Kami mandi dan makan Indomie masakan Rina. Lalu ngeseks lagi untuk kedua kalinya. Akupun bolos kerja hari itu
. Awalnya aku berencana tidur setelah makan dan mandi. Saat aku terkantuk-kantuk dia bilang mau dipijitin nggak biar tidurnya nikmat. Aku bilang ya. Dia kemudian mengambil minyak dari lemari, nggak tahu namanya apa tapi baunya harum. Aku disuruh bangun dulu dan dia membentangkan plastik seperti untuk jok mobil yang cukup lebar untuk menutupi ranjang king size-nya, supaya sprei jangan kotor kena minyak katanya. Aku telungkup, dia menuangkan minyak ke telapak tangannya kemudian disapukan ke bahu, dia memijat dari bahu ke punggung. Pijatannya nikmat aku semakin mengantuk kemudian aku disuruh balik telentang, seluruh tubuhku disapu oleh minyak yang harum itu. Bagian-bagian intim tidak luput dari sapuan minyak di jemarinya, kadang geli
. Aku disuruh telungkup lagi dan dia sekarang menuangkan minyak langsung ke punggungku dan memijat punggung, lengan kiri dan kanan tengkuk. Kemudian dia menuangkan minyak di antara kedua bongkahan pantatku, geli rasanya merasakan minyak itu mengalir. Saat antara sadar dan tidak aku tiba-tiba merasakan pijatannya turun ke bokong menyentuh pinggiran anusku, kemudian dia melebarkan pahaku. Aku mulai terangsang, penisku meronta akibat tertindih karena aku telungkup. Nikmatnya saat kedua tangannya meremas bongkahan pantatku dengan sekali-kali jarinya memutar di sekitar lubang anusku.

Jumat, 08 Mei 2015

Cerita Sex Pesta Sex Dengan 3 Gadis Hyper

Kisah ini aku alami kurang lebih 9 tahun yang lalu. Saat itu aku berusia 22 tahun. Namaku Very dan saat itu aku masih kuliah di salah satu Perguruan Tinggi terkenal di Bandung.
Orang bilang tampangku lumayan, mirip-mirip dengan presenter top Om Farhan. Apalagi aku diberi fasilitas yang berlebih oleh orang tuaku. Aku tinggal bersama nenekku karena kedua orang tuaku di mutasi keluar pulau jawa. Jauh dari orang tua membuat aku tenggelam dalam pergaulan bebas
. Waktu itu aku sedang sering jalan bareng dengan Ida. Orangnya putih cantik, tubuhnya tinggi langsing dengan potongan rambut pendek seperti cowok. Payudaranya tidak besar tetapi pinggul dan pantatnya menungging ke belakang sehingga bila Ida memakai celana jeans ketat akan terlihat sangat seksi Ida usianya saat itu sekitar 19 tahun dan baru saja lulus SMA. Aku sudah beberapa kali em-el dengannya, tetapi pengalaman yang terakhir aku alami dengannya sangat berkesan bagiku, aku terlibat pesta orgy dengannya.
Ceritanya pada suatu hari aku pergi dengan Ida dan adiknya, Santi, ke rumah salah seorang saudaranya. Santi secara fisik berbeda dengan Ida, Santi lebih pendek tetapi tubuhnya putih montok. Kami berkunjung ke rumah Wulan. Di sana ternyata sudah ada Tomy, pacar Wulan. Keadaan rumah wulan sangat sepi karena keluarganya sedang menghadiri undangan di luar kota.
Kami berlima kemudian terlibat obrolan seru sambil diselingi minum minuman keras Jack Daniel yang sudah dicampur dengan buah vita. Aku juga mengeluarkan 3 linting ganja yang kami hisap bersama bergantian. Tidak berapa lama kami mulai mabuk. Wulan dan Tomy permisi ke loteng atas karena akan menonton TV di lantai dua. Aku, Ida dan Santi melanjutkan perbincangan. Saat asik menikmati minuman keras samar-samar kami mendengar suara erangan dari kamar atas. Kami bertiga saling berpandangan. Ida tersenyum geli dan kemudian mengajak aku dan Santi untuk mengintip ke atas. Santi menolak untuk ikut ke atas, akhirnya aku dan Ida dengan berjingkat-jingkat menaiki tangga ke atas untuk melihat apa yang sedang Wulan dan Tomy lakukan.
Di ruang tengah atas ternyata keadaan sepi. TV masih menyala tetapi Wulan dan Tomy tidak tampak di sana. Aku dan Ida kemudian mendekati satu-satunya kamar yang ada di lantai atas. Semakin dekat semakin terdengar suara-suara yang"mencurigakan". Dengan perlahan Ida menyingkap tirai hordeng kamar atas, maka tampaklah pemandangan yang luar biasa bagiku. Tomy dan Wulan dalam keadaan bugil tampak sedang bersetubuh. Tomy tampak sedang menindih tubuh Wulan. Posisi mereka membelakangi jendela kamar sehingga kami dapat melihat jelas penis Tomy yang keluar masuk lubang memek Wulan. Baru kali ini aku melihat orang lain bersetubuh di depanku sehingga aku mengalami sensasi yang luar biasa.
Tiba-tiba Ida menarik tanganku ke sofa di ruang tengah. Nampaknya dia juga terangsang melihat pemandangan di kamar itu. Dengan bernafsu Ida melumat bibirku sementara tangannya meremas-remas penisku. Aku tidak mau ketinggalan, kuremas-remas kedua buah pantat Ida. Ida kemudian menunduk di depanku, dengan cepat dibukanya resleting celanaku sehingga penisku yang sudah menegang menyembul ke luar dari celanaku. Dengan sigap Ida langsung mengulum batang penisku, sementara tangannya menyusup ke dalam bajuku dan mengusap-usap puting susuku. Birahiku benar-benar terbakar. Tanganku memegangi kepala Ida dan mendorongnya maju mundur sementara lidah Ida terasa mengelus-elus kepala penisku. Tak berapa lama Ida berdiri dan melepaskan celananya. Maka tampaklah memeknya yang menggelembung ditumbuhi oleh bulu-bulu halus . Ida kemudian naik ke atas sofa dan menungging di hadapanku, tampaknya ia sudah tidak tahan dan ingin aku segera menyetubuhinya. Aku tidak mau terburu-buru. Ku singkapkan buah pantatnya maka tampaklah belahan memeknya yang merah menganga di depanku. Aku kemudian menjilati memeknya. Ku hisap bibir memek dan itilnya. Sesekali kujilati lubang pantatnya dan ku gigit kedua buah pantatnya. Tak lama kemudian aku berdiri di belakangnya. Perlahan-lahan ku masukan batang penisku ke lubang memeknya. Memeknya yang basah membuat penisku dengan mudah masuk ke dalamnya. Ida mengerang, wajahnya di tutupkan ke bantal sofa. Aku mulai menggenjot pantatku maju mundur, suara pahaku yang beradu dengan pantatnya membuatku semakin bernafsu. Tak berapa lama Ida mengangkat kepalanya , pantatnya didorong ke belakang sehingga batang penisku hampir masuk semua ke lubang memeknya."Ah, Ver, aku mau keluar nih, ah..", erangnya. Aku semakin cepat menggenjot pantatku. Aku pun sudah tak tahan lagi karena bibir memek Ida erat sekali mencengkram batang penisku. Tiba-tiba Ida menjerit kecil, ia mengalami orgasme, aku semakin kuat mengocok penisku di lubang memeknya. Tak berapa lama akupun mengalami ejakulasi. Ku tekan penisku dalam-dalam ke lubang memeknya. Spermaku muncrat di dalam memeknya.
Aku kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan penisku. Ida tampak duduk di sofa membersihkan lubang memeknya dari spermaku dengan tisu. Agak lama aku di kamar mandi karena dengkulku masih lemas karena persetubuhan tadi. Selesai membersihkan penisku, aku kembali ke ruang TV. Sesampainya di sana aku disuguhi pemandangan yang luar biasa. Ida tampak duduk di sofa, Wulan berjongkok di selangkangan Ida melakukan oral sex. Tomy berdiri di atas sofa sementara Ida tampak mengulum batang penisnya. Birahiku naik kembali, aku hampiri mereka dan kembali kubuka celana jeansku. Ku elus-elus pantat Wulan yang besar. Ku masukan jari tengahku ke lubang memek Wulan. Memek Wulan masih basah, mungkin karena sperma Tomy belum kering di lubang memeknya. Aku mengocok-ngocok jariku dengan cepat di lubang memek Wulan. Aku tidak tahan, segera saja ku masukan penisku ke lubang memek Wulan dan ku genjot pantatku maju mundur. Wulan semakin rakus menjilati memek Ida sementara Ida asik mengulum penis Tomy sambil tangannya meremas-remas buah zakar Tomy. Tangan Tomy tampak menggerayangi ke dua payudara Ida.
Tiba-tiba aku mendengar suara langkah menaiki tangga. Rupanya Santi menyusul kami ke atas. Melihat pemandangan yang ada di depan matanya Santi tampak tertegun. Tapi kemudian perlahan Santi menghampiri kami. Santi berdiri di sampingku. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan. Kutarik tubuhnya dan kulumat bibirnya sementara penisku terus keluar masuk lubang memek Wulan. Aku singkapkan baju dan BH Santi ke atas, maka menyembulah kedua susu Santi yang putih bulat. Dengan rakus ku hisap kedua susu Santi bergantian kiri kanan. Puting susunya terasa mengeras di dalam mulutku.
Tomy kemudian menghampiri Santi dari belakang. Tangannya membuka resleting celana Santi dan memelorotkannya ke bawah. Di tariknya Santi ke atas Sofa di samping Ida. Santi menungging di atas sofa, mulutnya menghisap payudara Ida, sementara ku lihat Tomy memasukan penisnya ke lubang Memek Santi. Pemandangan yang luar biasa indah, Santi sang adik menjilati payudara Ida, kakaknya, sementara Tomy asik mengerjai lubang memek Santi dari belakang. Karena aku dan Tomy sudah ejakulasi sebelumnya, kami mampu bertahan cukup lama. Selang 15 Menit Wulan mengerang, dia mengalami orgasme. cairan memeknya membasahi batang penisku. Wulan kemudian tersungkur ke lantai karena kelelahan. Tomy kemudian mencabut penisnya dari lubang memek Santi. Tomy berjongkok di selangkangan Ida. Perlahan dimasukannya batang penisnya ke lubang memek Ida. Aku tidak tinggal diam. Ku hampiri Santi dan kusetubuhi dia dari belakang. Tanganku mencengkram buah pantat Santi sementara penisku mengocok-ngocok lubang memeknya. Lubang memek Santi masih sempit. Mungkin karena pengalaman sex-nya belum sebanyak kakak dan saudaranya.
Berselang 30 menit, Tomy mengerang, tampaknya dia sudah mau"sampai". Tomy mencabut penisnya dari lubang memek Ida, disemprotkannya cairan spermanya ke dada Ida. Sperma Tomy tampak membasahi payudara Ida. Tomy kemudian menyorongkan penisnya ke mulut Santi. Santi kemudian menjilati dan menyedot sisa-sisa sperma Tomy dari kepala penisnya. Santi juga sudah mau sampai, di sedotnya dengan keras batang penis Tomy sementara pantatnya terasa mengejang tanda Santi sudah orgasme. Tomy ambruk kelelahan ke lantai menyusul Wulan. Akupun sudah mau sampai. Ku tekan kuat-kuat batang penisku ke lubang memek Santi. Aku mengerang nikmat ketika spermaku muncrat membasahi dinding-dinding lubang memek Santi. Akhirnya kami berlima ambruk ke lantai karena kelelahan. Kami baru bangun ketika hari menjelang malam dan kami pun harus pulang karena keluarga Wulan akan segera sampai ke rumah.
Itulah pengalamanku yang tak akan aku lupakan. Pengalaman Orgy yang pertama dan terakhir bagiku. Ida dan Santi saat ini sudah menikah dan memiliki anak. Wulan menikah dengan Tomy tapi tak lama kemudian mereka bercerai. Aku tidak pernah berjumpa lagi dengan mereka. Hanya kenangan tentang mereka saja yang akan menemani hari-hariku ke depan

Kamis, 07 Mei 2015

Cerita Sex Perawan Ani

Aku seorang mahasiswa berumur 21 tahun. Pada saat liburan semester aku pulang ke kampungku di Garut. Untuk mengatasi kejenuhan. aku jalan-jalan di kota tersebut. Dan masuk ke sebuah pusat belanja di kota kecil itu. Secara tak sengaja aku memandangi seorang gadis yang bisa dikatakan cantik. Wajahnya memancarkan kecantikan alami yang jarang ditemui pada seorang gadis kota. Singkat cerita kami berkenalan. Namanya Ani, berumur 16 tahun. Duh, senang sekali aku bisa kenalan dengan gadis seperti dia. Bulan demi bulan telah berlalu, kamipun semakin akrab dan sering berhubungan lewat telepon. Singkat kata, kamipun sepakat untuk menjadi sepasang kekasih. Pada liburan semester selanjutnya, kami berjanji bertemu di rumahnya. Rumahnya sih sederhana, maklum bapaknya hanya pedagang kecil, tapi bukan itu yang aku lihat. Malam itu kami berdua menonton layar tancap, hal yang sebenarnya cukup simple tapi yah namanya juga lagi kasmaran. Kami pulang jam sembilan malam atas keinginan Ani. Ternyata sampai di rumah pacarku, kami hanya menerima titipan kunci rumah. Keluarganya sedang pergi menegok teman ayah pacarku yang sedang sakit keras. Malam itu dingin sekali, Ani permisi untuk ganti pakaian. Saat kulihat Ani dengan pakaiannya yang sederhana itu aku terpaku, betapa cantik dan anggunnya dia walaupun hanya memakai pakaian biasa. Aneh, ada seuatu yang aneh yang menjalar ke perasaanku. "Lho, ada apa Kang?", tanya Ani. "Ah, nggak ada apa-apa!", jawabku. "Kok melihat Ani terus?", tanyanya lagi. "Ngak kok!", jawabku. "Kamu cantik, An". "Ah Akang!", katanya lagi dengan tersipu. Lama kami berpandangan, dan aku mulai mendekati dirinya. Aku pegang tangannya, lalu kuraba, betapa lembut tangannya. Kami saling berpegangan, meraba dan membelai. Perlahan kubuka pakaiannya satu persatu, kulihat ia dalam keadaan setengah telanjang. Kupandangi dadanya di balik BH putihnya, kupandangi seluruh tubuhnya, kulitnya yang sawo matang. "Kang, bener Akang cinta ama saya?", tanyanya lagi. "Bener, Akang cinta ama kamu!", jawabku sambil membuka BH dan Celana dalam warna putihnya. Kini ia polos tanpa satu benangpun menutupi tubuhnya. Kubaringkan ia di tempat tidur, lalu kuciumi seluruh tubuhnya. Tubuh Ani bergetar hebat, menandakan bahwa dia baru pertama kali ini melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya . Lalu kubuka selangkangannya dan kumasukkan penisku dengan extra hati-hati. Ani mengerang dengan pasrah, lalu kusuruh ia untuk menggigit bantal agar suaranya tidak kedengaran oleh tetangga. Kugerakkan penisku, maju mundur. Mata Ani merem melek keenakan. Nafasku mulai memburu, dan Ani mulai tidak bisa mengontrol dirinya, dia memegang bantal dengan eratnya, gerakanku semakin cepat, aku ingin sekali menembus pertahanannya yang rapat itu. Kupegangi payudaranya, kujilat, kukulum, dan kurasakan penisku mulai menegang dan,"Cret.., cret.., cret". Spermaku keluar dengan deras, Ani memelukku dengan erat dan kamipun terbaring kelelahan. Dalam hati aku bertekad untuk menikahi gadis itu, karena aku sangat mencintainya. TAMAT

Cerita Sex AKu Dan Anakku yang Hyper

Anakku Pelampiasan Nafsuku Bukan salahku kalau aku masih menggebu-gebu dalam berhubungan seks. Sayangnya suamiku sudah uzur. kami beda umur hampir 15 tahun. sehingga dia tidak lagi dapat memberi kepuasan kepadaku. Dan bukan salahku pula kemudian aku mencari pelampiasan pada pria-pria muda di luar, untuk memenuhi hasrat seks-ku yang kian menggebu di usia kepala 3 ini. Namun sepandai-pandainya aku berselingkuh akhirnya ketahuan juga. Suamiku marah bukan kepalang memergoki aku berpelukan dengan seorang pria muda sambil telanjang bulat di sebuah motel. Dan ultimatum pun keluar dari suamiku. Aku dilarang olehnya beraktivitas di luar rumah tanpa pengawalan. Entah itu dengan suamiku ataupun kedua anakku. Tak sedikitpun aku lepas dari pengawasan mereka bertiga. Secara bergantian ketiganya mengawasiku. Tommy anak sulungku yang baru masuk kuliah dapat giliran mengawasi di pagi hari karena dia masuk siang. Siangnya giliran Bagus yang duduk di kelas dua SMA, untuk mengawasiku. Dan malamnya suamiku kena giliran. Tentu saja aktivitas seks-ku pun terganggu total. Hasratku sering tak terlampiaskan, akibatnya aku sering uring-uringan. Memang sih aku bisa masturbasi, tapi kurang nikmat. Dua minggu berlalu aku masih bisa menahan diri. Sebulan berlalu aku sudah stres berat. Bahkan frekuensi masturbasiku terus bertambah, sampai pernah sehari 10 kali kulakukan. Tapi tetap saja tak pernah mencapai kepuasan yang total. Aku masih butuh kemaluan laki-laki! Seperti pada pagi hari Senin, saat bangun pagi jam 8 rumah sudah sepi. Suamiku dan Bagus sudah pergi, dan tinggal Tommy yang ada di bawah. Aku masih belum bangkit dari tempat tidurku, masih malas-malasan untuk bangun. Tiba-tiba aku tersentak karena merasa darahku mengalir dengan cepat. Ini memang kebiasaanku saat bangun pagi, nafsu seks-ku muncul. Sebisanya kutahan-tahan, tapi selangkanganku sudah basah kuyup. Aku pun segera melorotkan CD-ku dan langsung menyusupkan dua jari tangan kananku ke lubang kemaluanku. Aku mendesis pelan saat kedua jari itu masuk, terus kukeluar-masukkan dengan pelan tapi pasti. Aku masih asyik bermasturbasi, tanpa menyadari ada sesosok tubuh yang sedang memperhatikan kelakuanku dari pintu kamar yang terbuka lebar. Dan saat mukaku menghadap ke pintu aku terkejut melihat Tommy, anak sulungku, sedang memperhatikanku bermasturbasi. Tapi anehnya aku tidak kelihatan marah sama sekali, tangan kanan masih terus memainkan kemaluanku, dan aku malah mendesah keras sambil mengeluarkan lidahku. Dan Tommy tampak tenang-tenang saja melihat kelakuanku. Aku jadi salah tingkah, tapi merasakan liang vagina yang makin basah saja, aku turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah Tommy. Anak sulungku itu masih tenang-tenang saja, padahal saat turun dari tempat tidur aku sudah melepas pakaian dan kini telanjang bulat. Aku yang sudah terbuai oleh nafsu seks tak mempedulikan statusku lagi sebagai mamanya. Saat kami berhadapan tangan kanan langsung meraba selangkangan anak sulungku itu. �Bercintalah dengan Mama, Tommy!?pintaku sambil mengelus-elus selangkangan Tommy yang sudah tegang. Tommy tersenyum, �Mama tahu, sejak Tommy berumur 17 Tommy sudah sering membayangkan bagaimana nikmatnya kalo Tommy bercinta dengan Mama..? Aku terperangah mendengar omongannya. �Dan sering kalo Mama tidur, Tommy telanjangin bagian bawah Mama serta menjilatin kemaluan Mama.? Aku tak percaya mendengar perkataan anak sulungku ini. �Dan kini dengan senang hati Tommy akan entot Mama sampai Mama puas!? Tommy langsung memegang daguku dan mencium bibirku dan melumatnya dengan penuh nafsu. Lidahnya menyelusuri rongga mulutku dengan ganas. Sementara kedua tangannya bergerilya ke mana-mana, tangan kiri meremas-remas payudaraku dengan lembut sementara tangan kanannya mengelus permukaan kemaluanku. Aku langsung pasrah diperlakukan anakku sedemikian rupa, hanya sanggup mendesah dan menjerit kecil. Puas berciuman, Tommy melanjutkan sasarannya ke kedua payudaraku. Kedua puting susuku yang waktu kecil pernah Tommy hisap, kembali dihisap anak sulungku itu dengan lembut. Kedua permukaan payudaraku dijilati sampai mengkilat, dan aku sedikit menjerit kecil saat putingku digigitnya pelan namun mesra. Aduh, tak henti-hentinya aku mendesah akibat perlakuan Tommy. Ciuman Tommy berlanjut ke perut, dan anakku itu pun berjongkok sementara aku tetap berdiri. Aku tahu apa yang akan Tommy lakukan dan ini adalah bagian di mana aku sering orgasme. Yah, aku paling tak tahan kalau kemaluanku di oral seks. Tommy tersenyum sebentar ke arahku, sebelum mulutnya mencium permukaan lubang tempat di mana dia dulu pernah keluar. Lidahnya pun menari-nari di liang vagina mamanya, membuatku melonjak bagai tersetrum. Kedua tanganku terus memegangi kepalanya yang tenggelam di selangkanganku, saat lidahnya menjilati klitorisku dengan lembut. Dan benar saja, tak lama kemudian tubuhku mengejang dengan hebatnya dan desahanku semakin keras terdengar. Tommy tak peduli, anak sulungku itu terus menjilati kemaluanku yang memuncratkan cairan-cairan kental saat aku berorgasme tadi. Aku yang kelelahan langsung menuju tempat tidur dan tidur telentang. Tommy tersenyum lagi. Anakku itu kini melucuti pakaiannya sendiri dan siap untuk menyetubuhi mamanya dengan penisnya yang telah tegang. Tommy bersiap memasukkan penisnya ke lubang vaginaku, dan aku menahannya, �Tunggu sayang, biar Mama kulum burungmu itu sebentar.?Tommy menurut, di sodorkannya penis yang besar dan keras itu ke arah mulutku yang langsung mengulumnya dengan penuh semangat. Penis anakku itu kini kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku sementara anakku membelai rambutku dengan rasa sayang. Batangnya yang keras kujilati hingga mengkilap. �Sekarang kau boleh entot kemaluan Mama, Tom..?kataku setelah puas mengulum penisnya. Anakku itu mengangguk. Penisnya segera dibimbing anakku menuju lubang kemaluan tempat Tommy lahir. Vaginaku yang basah kuyup memudahkan penis Tommy untuk masuk ke dalam dengan mulus. �Ahh.. Tomm!?aku mendesah saat penis Tommy amblas dalam kemaluanku. Tommy lalu langsung menggenjot tubuhnya dengan cepat, lalu berubah lambat tapi pasti. Diperlakukan begitu kepalaku berputar-putar saking nikmatnya. Apalagi Tommy seringkali membiarkan kepala penisnya menggesek-gesek permukaan kemaluanku sehingga aku kegelian. Berbagai macam posisi diperagakan oleh Tommy, mulai dari gaya anjing sampai tradisional membuatku orgasme berkali-kali. Tapi anak sulungku itu belum juga ejakulasi membuatku penasaran dan bangga. Ini baru anak yang perkasa. Dan baru saat aku berada di atas tubuhnya, Tommy mulai kewalahan. Goyangan pinggulku langsung memacunya untuk mencapai puncak kenikmatan. Dan saat Tommy memeluk dengan erat, saat itu pula air mani anak sulungku itu membasahi kemaluanku dengan derasnya, membuatku kembali orgasme untuk yang kesekian kalinya. Selangkanganku kini sudah banjir tidak karuan bercampur aduk antara mani Tommy dengan cairanku sendiri. Tommy masih memelukku dan mencium bibirku dengan lembut. Dan kami terus bermain cinta sampai siang dan baru berhenti saat Bagus pulang dari sekolah. Sejak saat itu aku tak lagi stress karena sudah mendapat pelampiasan dari anakku. Setiap saat aku selalu dapat memuaskan nafsuku yang begitu besar. Dan tidak seorang pun mengetahui kecuali kami berdua