Senin, 18 Mei 2015

Cerita Sex Waria Aku dan 3 Pria Hypersex

Kejadian tersebut betul-betul tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Karena peristiwa itu adalah pertama kali saya merasakan betapa nikmatnya di setubuhi sekaligus dijadikan obyek seks oleh tiga pria sekaligus. Kondisi tempat kost saya yang sangat sederhana bahkan boleh dibilang sangat tidak memadai membuat semua ini bisa terjadi. Walaupun begitu, saya sangat menikmati tempat tinggal tersebut karena selain usaha salon saya bisa sedikit berkembang, para tetangga di sekitar tempat saya tinggal juga dapat menerima keberadaan saya apa adanya tanpa ada rasa benci dan menganggap saya sebagai makhluk yang aneh. Mereka pada umunya sangat baik, saling hormat menghormati dan saling harga menghargai satu sama lain. Apa yang bisa disumbangkan dari kepandaian yang saya miliki, saya berikan kepada mereka dengan cuma-cuma tanpa meminta uang sepeserpun. Bagi saya, asal mereka senang saya pun ikut senang. Misalnya dalam hal merias pengantin yang sering diadakan di tempat kami tinggal dan juga kegiatan-kegiatan warga lainnya seperti dalam HUT Kemerdekaan saya pun ikut terlibat di dalamnya. Hal tersebut membuat hubungan saya dengan warga sekitar dapat terpelihara dengan baik. Dengan kondisi seperti ini, saya juga sangat bersyukur karena kebetulan dikaruniai wajah yang cantik dan tubuh yang seksi sehingga membuat para pria yang pernah melihat saya akan terkagum-kagum dibuatnya. Bahkan ada beberapa di antara mereka yang belum tahu kalau saya adalah waria. Namun ada juga beberapa orang lainnya yang terus terang ingin meminta saya untuk mau menjadi istri atau pacarnya walaupun mereka tahu kalau saya adalah waria, sayangnya kebanyakan dari mereka adalah bapak-bapak yang sudah punya anak dan istri. "Saya nggak mau bikin rusak rumah tangga orang lain lho Mas..." ujar saya suatu kali kepada Mas Kurdi yang masih keturunan Arab itu. Ia begitu memaksa saya untuk jadi istrinya setelah selama dua hari menginap di kamar saya dan merasakan servis yang luar biasa dari saya. "Soalnya bukan apa-apa Lin... cara kamu melayani aku itu lho yang membuat aku kesengsem sama kamu..." rayu Mas Kurdi dengan nada gombalnya. "Aku merasa jadi laki-laki yang sesungguhnya dipelukanmu... karena kamu sangat pandai dan sangat sabar memberi perhatian buatku baik di ranjang maupun tidak di ranjang..." kata Mas Kurdi mencoba meyakinkanku. "Iya Mas... tapi Mas Kurdi kan sudah punya istri... nanti gimana kalau istri Mas tahu suaminya kawin lagi... sama waria lagi..." ujar saya meluruskan pikirannya. "Iya betul... tapi saya nggak pernah dapat kepuasan seperti yang saya dapatkan dari kamu Lin..." kata Mas Kurdi dengan terus memaksa. Karena saya tidak mau dipaksa, akhirnya Mas Kurdi menyerah juga. Dan sekarang kalau libidonya sedang naik saja dia datang mencari kepuasan birahi dari tubuh saya ini. Setelah menyelesaikan pekerjaan memotong rambut dan merias wajah Bu Henny pada pukul 18:00 sore, seperti biasa saya langsung pergi mandi. Pada saat masuk ke kamar mandi sebenarnya saya tidak tahu kalau ada orang yang sedang mengintip. Namun setelah beberapa guyuran air saya tumpahkan ke tubuh saya, ada suara yang mencurigakan di atap kamar mandi. Seketika saya kaget juga, tapi lama-lama saya malah jadi senang karena ada yang melihat saya mandi. Sengaja saya melakukan gerakan-gerakan yang erotis untuk membuat si pengintip jadi tambah nafsu. "Ah.. ah... aaahhh..." saya mendesah sambil memilin-milin puting payudara saya. Kemudian saya juga menjilati ketiak saya sendiri dan mengangkat salah satu kaki saya ke atas bak mandi untuk selanjutnya mulai menusuk-nusukan jari tangan saya ke lobang anus saya secara perlahan-lahan. Gerakan memilin dan mengusap puting payudara serta menusuk lobang anus itu membuat saya jadi sangat keenakan. Saya sendiri paling suka kalau melakukan itu sambil mengkhayal sedang diperkosa oleh pria yang gagah dan ganteng serta punya kemaluan yang agak besar. Setelah beberapa saat, akhirnya saya tidak tahan untuk melakukan masturbasi. Dengan nafas yang terengah-engah karena menahan nafsu dan kenikmatan, saya mulai menjerit-jerit kecil "Aduh... enaaak sekali... ahhh... aaahhh... ooohhh... aaahh..." sampai-sampai rasa gelinya terasa amat sangat di sekujur tubuh yang kemudian mengejang dan akhirnya saya hanya dapat berteriak "Aaahh... ssshhhssss..." dan cairan putih kental itu pun muncrat dari kemaluan saya yang beberapa cipratannya tampak menempel di bulu kemaluan saya yang memang lebat. Akhirnya saya hanya berharap si pengintip bisa menikmati semua pertunjukan ini. Malam itu udara terasa sangat panas sekali. Di luar rumah masih terdengar beberapa orang sedang mengobrol dan terkadang diselingi tawa dan nyanyi. Sementara saya di dalam kamar yang kecil ini sedang mendengarkan radio yang sedang menyiarkan lagu-lagu dangdut populer sambil merapikan beberapa alat kencantikan yang telah saya pergunakan kerja seharian. Setelah semuanya rapi, sekaranglah waktunya untuk merias diri sendiri pikir saya. Mulai menata rambut saya yang panjang sebahu, me-make-up wajah dan memakai parfum yang bisa mengundang birahi laki-laki. Biasanya kalau sedang kepingin cari tambahan atau ingin cari kemaluan buat dihisap, saya langsung pilih baju yang seksi dan kemudian panggil tukang becak minta diantarkan ke lokasi mejeng. Tapi malam itu rasanya kok malas. Mungkin karena sudah kerja seharian jadi badan rasanya ingin ditidurkan saja. Silahkan Dilanjut disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar