Kamis, 21 Mei 2015

Cerita Sex Waria Kenanganku Bersama Waria Binal

Perkenalkan namaku Mahesa, di usiaku yang sekarang ini aku sudah beberapa kali pacaran dan putus di tengah jalan, hingga akhirnya aku memutuskan untuk sendiri tanpa ada seseorang yangmengisi hatiku. Saat ini aku masih kuliah di salah satuperguruan tinggi negeri ternama di DIY. Aku mempunyai seorang kakak cewek bernama Riska, akumemanggilnya Mbak Riska. Usia kakakku ini terpaut jauh dengan usiaku, saat ini dia menginjak usia 28 tahun.Seringkali aku bersama Mbak Riska mengerjakan proyeknya di dalam maupun luar kota. Kakakku ini adalah seorang desainer yang lumayan kondang. Suatu hari Mbak Riska mendapat proyek untuk mendesain busana di Jakarta. Dia mengajakku dan salah satu temennya yang aku belum tau orangnya.Singkat cerita, hari itu aku dan Mbak Riska sudah siapuntuk berangkat ke Jakarta, namun sebelum berangkatkita mampir dulu ke tempat temennya Mbak Riska itu untuk menjemputnya. Setelah kita berdua sampai di salah satu rumah yang bercat hijau, Mbak Riska mengetuk pintunya. Beberapa menit kemudian keluarrah pemilik rumah itu. Wah, ternyata temen Mbak Riska itu adalah seorang waria, namun asal kalian tau, dia sangat cantik dan sexy, kalau boleh aku katakan dia itu sosok perfect shemale.“Hay, aku Mahesa”, ucapku sembari bersalaman.“Aku Erika”, balesnya tersenyum.“Ini to Ris adikmu”, katanya lagi.“Iya Er”, kata Mbak Riska.Setelah semuanya siap, kita bertiga langsung tancap gas ke Jakarta. Kata Mbak Riska kita akan tinggal disana selama dua minggu, karena job yang diterimanya lumayan banyak. Selama perjalanan kami bertiga saling mengobrol bareng-bareng sehingga akudan Erika jadi semakin akrab saja. Aku manggil Erika sama seperti aku manggil kakakku, yaitu Mbak Erika, karena memang usiaku dan usia Erika terpaut lumayan jauh.Setelah beberapa jam di perjalanan, akhirnya sampai juga kita di tempat tujuan. Kami bertiga langsung menemui klien Mbak Riska. Setelah kita berdiskusi dengan klien, kita langsung pergi mencari losmen untuk kita tinggal selama di Jakarta. Kami memesan satu kamar dengan dua ranjang di dalam. Satu ranjang buat tidur Mbak Riska dan Mbak Erika, satu ranjang lagi buat tidur aku.Hari pertama mengerjakan job berjalan lancar sampai hari kedua. Namun dihari kedua Mbak Riska mendapatpanggilan dari salah satu temannya di Jogja untuk mendatangani sebuah kontrak yang memang dia sanggupi dengan timnya yang di Jogja. Terpaksa Mbak Riska harus balik ke Jogja. Kata Mbak Riska paling tiga hari lagi dia juga sudah ke Jakarta lagi.Kini tinggalah aku berdua dengan Mbak Erika. Sebenarnya aku sangat menghormati dia, makanya untuk bersikap senonoh dengannya aku tidak berani. Sampai suatu malam setelah Mbak Riska balik jogja, di losmen tinggal aku berdua dengan Mbak Erika. Ketika kita mau tidur, tiba-tiba Mbak Erika memintaku untuk menemani mendengarkan curhatannya tentang cowok yang baru saja meninggalkan Mbak Erika.Lama-lama Mbak Erika bercerita dengan meneteskan air mata, aku jadi tidak tega. Kudekati dia di ranjangnya. Kuusap rambutnya untuk menenangkan dia. Mbak Erika menyandarkan kepalanya ke dadaku. Aku heran, bodoh sekali cowok yang meninggalkan Mbak Erika, padahal dia kan cantik, putih, dan juga sexy.Sejenak suasana menjadi hening, Mbak Erika menatapku sayup. Entah siapa yang mulai duluan perlahan lahan wajah kami mendekat dan “Hmmm” bibir kami bertemu. Kami ciuman cukup lama, hingga akhirnya aku melepas ciumanku di bibirnya.“Mbak..kamu kan temennya Mbak Ris..”, kataku terpotong.Belum selesai ngomong jari telunjuk Mbak Erika menempel di bibirku.“Aku nyaman denganmu Mahesa”, kata Mbak Erika.Bibir kami kembali bertemu, kali ini ciuman kami lebih meriah. Gairhku sudah memuncak dibuatnya. Tanganku tidak tinggal diam, kuraba buah dadanya yang indah sehingga membuat Mbak Erika mendesahlirih. Malam itu Mbak Erika mengenakan daster tipis sehingga apabila terkena pancaran sinar lampu BH dan CD nya akan jelas keliatan.Kuciumi wajah Mbak Erika, tak puas disitu aku pindah ke telinganya. Kusapu telinganya dengan lidahku.“Aghhhhh..Mahesa..Oghhhhh”, desahnya.Tangan Mbak Erika juga tidak tinggal diam, batangku di elus-elusnya dari luar celana. Kulepas daster yang Mbak Erika kenakan, sekarang dia hanya memakai CDdan BH saja. Ternyata Mbak Erika tampak lebih ayu ketika hanya mengenakan CD dan BH saja, mungkin kalau dia lepas semua yang menempel di tubuhnya akan tampak lebih ayu lagi.Kuraba, kucium, dan kuremas kedua buah dadanya dari luar BH.“Yeahhhh..enak Mahesa..Ahhhhhh”, ucapnya.“Hmmm..Ghmmm..Ahhhhh”, gumamku.Karena kurang puas, kulepas BH dan CD yang dia kenakan. Dan ternyata benar, Mbak Erika kelihatan lebih sempurna ketika tidak mengenakan apa-apa. Langsung saja kulumat dan kupilin putingnya.“Awwww..Aghhhhh..Ohhhhh”, desahnya sexy.Mbak Erika melepas semua yang aku kenakan, dia tampak bahagia melihat batangku yang sedari tadi sudah tegang. Dia mengocok dan mengulumnya.“Mbak..Ahhhh..enak Mbak”, desisku.Setelah 10 menit dia mengulum batangku, kupegang kepalanya dan kembali kulumat bibirnya. Tanganku memegang batang Mbak Erika dan mulai mengocoknya.“Aghhhhh..Ohhhhh..Sshhhhh..Ahhhhhh”, desahnya.Lama-lama kocokanku di batangnya kupercepat untukmenambah nikmat. Setelah hampir 15 menit aku melihat tanda-tanda kalau Mbak Erika hampir mencapai orgasmenya. Dia mengejang dan menyebut namaku kencang.“Mahesaaaaaaaaa..Aghhhhhhhh”, katanya.Dan croot..croot..croooot, muncratlah cairan surganya ke tangan dan wajahku. Kulumat lagi bibirnya dan membiarkan dia untuk menikmati sisa-sisa orgasme yang dia raih.Setelah kurasa dia kembali pulih, kukangkangkan kakinya sedikit lebar, ku paskan batangku pada lubang surganya dan “Blesss” amblaslah batangku disana. Kudiamkan sejenak sembari melumat bibirnya lagi. Dengan perlahan mulai ku pompa dia.“Ahhhhh..Ohhhhh..Shhhhhh”, desahku.“Terus Mahesa..lebih cepat..Aghhhhh”, ucap Mbak Erika.Semakin lama semakin kupercepat kocokanku, hingga hanya dalam waktu 30 menit aku merasa akan keluarlahar cintaku.“Mbak, keluarkan dimana..Ahhhhh”, tanyaku.“Di wajah Mbak saja sayang..Ssshhhhhh”, jawabnya.Beberapa detik kemudian kucabut batangku dan kukocok tepat di depan wajah Mbak Erika.“Mbaaaaaaak..Aghhhhhhhhhh”, desahku.Croot..croot..croooot, muncratlah lahar cintaku di mukanya. Kulumat bibirnya yang sexy sembari mengatakan “Terimakasih Mbak, aku sayang sama kamu”. Mbak Erika hanya membalasnya dengan senyuman yang sangat manis.Kami berpelukan dengan kondisi badan kami yang penuh keringat, setelah dirasa kering keringatnya, kami mandi bareng untuk membersihkan diri. Setelah mandi kita kembali tidur satu ranjang dengan tetap tidak mengenakan apa-apa.“Aku sayang dan cinta sama kamu Mbak Erika”, bisikku di telinganya.“Hmm, aku juga sayang dan cinta sama kamu Mahesa, Cuma kamu yang bisa membuatku nyaman”, balesnya.“Maukah kamu menjadi kekasihku Mbak Erika?”, tanyaku.“Jangan panggil Mbak ya, panggil Erika saja”, balesnya.“Iya Mbak Erika, eh maksudku Erika, maukah kamu menjadi kekasihku Erika?”, tanyaku lagi.Erika hanya mengangguk dan melempar senyumnya yang sangat indah. Kami melakukan hubungan lagi, entahlah berapa kali kita melakukan malam itu, yang jelas sayang dan cinta kamilah yang memberi kenikmatan seutuhnya.

2 komentar: