Selasa, 19 Mei 2015

Cerita Sex Waria Merengkuh Kenikmata Bersama Anggi Part 2

“Oh kamu Mas, sini masuk”, ajaknya. “Terimakasih Mbak”, balesku.
Aku di ajak masuk kamarnya, dan ternyata kamarnya sangat rapi dan harum, Anggi ternyata sangatpeduli akan kerapian dan keindahan. “Ini Mbak, maksudku kesini mau ngantar uang bayar riasnya Mbak Reni”, kataku.
“Oh iya, terimakasih mas”, balesnya.
“Mau minum apa mas”, balesnya lagi.
“Nggak usah repot-repot Mbak”, balesku.
“Sebentar ya mas, saya buatin minum dulu”, timpalnya.
Singkat cerita malam itu kita ngobrol banyak di kosannya, dan Anggi sudah tidak canggung lagi curhat tentang hal pribadinya sekalipun ke aku.
Dan selama seminggu aku di karawang, tidak seharipun terlewatkan untuk tidak bertemu dengan Anggi. Kita makan bareng, jalan bareng, dan juga nonton bareng. Sampai saatnya hari itu hari terahir aku di karawang, besoknya aku harus sudah balik ke Jogja lagi. Aku bilang ke Anggi, dan mungkin ini hari terahir kita melewati hari-hari bareng. Anggi pun nampak sedih di raut wajahnya, aku tidak tega melihat dia seperti itu. Kupeluk dia untuk memberi kenyamanan. Kemudian aku pamit pulang, dan terlihat air mata Anggi berlinang. Pas aku mau buka pintu kosnya, tiba-tiba Anggi lari menghampiriku dan memelukku dari belakang. Aku jadi tidak tega, kubalikkan badanku dan mengusap air matanya.
Kami saling menatap dalam-dalam mata kami, entah siapa yang mulai duluan tiba-tiba bibir kami sudah saling bertemu. Kami ciuman cukup lama, dan entah kenapa hasratku muncul tiba-tiba. Kubopong dia ke tempat tidurnya, kutindih dia dan bibir kami kembali bertemu. Secara reflek tanganku tidak tinggal diam untuk mencari bukit indah milik Anggi. Aku melihat wajah Anggi juga sudah terbawa hasrat. Ku remas pelan kedua bukit indahnya smbari tetap ciuman.
“Engggh..Aghhhh..Ahhhh”, terdengar lirih desahan Anggi.
Kulepas kaos yang dia kenakan, Anggi kini hanya menggunakan celana pendek dan BH saja, kuremas kembali bukit indah itu dari balik BH nya. Karena kurang puas, kulepas BH yang dia pakai sekaligus celana pendek hotpantsnya, sekarang Anggi hanya memakai CD saja. Ku turunkan ciumanku ke bagian bukit indah itu, dan dia sedikit mengejang karena mungkin sudah terbawa rangsangan hebat.
“Ahhhh...Masss...Ohhhh”, desahnya. Kemudian Anggi bangun dan melepas semua yang aku kenakan, Anggi nampak bahagia melihat batang kejantananku yang sedari tadi memang sudah tegang. Di pegangnya batangku dan perlahan mulai di kocok. Aku merasakan sangat nikmat sekali.
“Anggiiii...Ahhhhh...Ohhhh”, hanya itu yang keluar dari mulutku.
Sekarang Anggi sudah mulai mainin batangku dengan lidahnya, sesekali dia juga mengulumnya. Diperlakukan seperti itu membuatku semakin bernafsu. Kutarik CD yang Anggi kenakan, dan terlihatlah batang Anggi yang ternyata sudah keras juga. Kupegang batangnya dan mulai kukocok dengan lembut. “Enak Mas...Ahhhhh...Aghhhh...Yeahhhh”, desahnya.
“Aku ingin malam ini menjadi malam surga buat kita Mas...Ahhhhh...Oghhhhh”, balesnya lagi.
Kucium lagi bibirnya, dan juga kuremas bukit indahnya dengan tanganku yang satunya. Anggi sudah tidak menghiraukan apa-apa lagi, dia nampak sangat menikmatinya.
“Massss...Aku mau keluar...Ahhhhhh”, katanya. “Keluarkan saja sayang...raih surgamu”, balesku.
“Masssssssssss...Ahhhhhhhhhh...Yeahhhhhh”, desahan Anggi. Crooot..crooot..crooot, Anggi meraih orgasmenya yang begitu dahsyat dan spermyanya muncrat ke tanganku sangat banyak. Kulihat wajah Anggi dia tersenyum bahagia dan lemas. Kubiarkan dia istirahat sejenak dan menikmati sisa-sisa surga yang baru dia raih. Kucium bibirnya dengan lembut cukup lama.
Setelah aku rasa Anggi cukup rileks lagi, ku kangkangkan kedua kakinya sedikit lebar, ku pegang batang Anggi yang sudah mengecil, dan tangan satuku mengarahkan batangku ke lubang surga milik Anggi. Awalnya agak susah, tapi dengan perlahan-lahan ahirnya masuk juga.
“Ahhhhhhh...Sudah masuk semua sayang”, bisikku.
“Iya Mas, sekarang giliran Mas meraih surga...Ahhhhh...Yang dalam lagi mas”, balesnya.
Plokkk..plokkk..plokkk, suara itu yang semakin menggema di kamar Anggi. Aku mempercepat kocokanku di dalam lubang surga miliknya. Setelah hampir 45 menit, aku merasa ada sesuatu yang mau keluar dari batangku. “Anggi, aku mau keluar sayang...Ahhhhhh”, kataku.
“Keluarkan dimulutku saja Mas...Ohhhhhh”,balesnya.
Kucabut batangku dan kuarahkan ke mulutnya, Anggi dengan tempo cepat mulai mengulum batangku, dan tidak lama kemudian, crooot..crooot..crooot, spermaku keluar di mulut Anggi, dan yang bikin aku bahagia Anggi menelannya sampai habis. Kemudian kami ciuman cukup lama sembari merilekkan tubuh kami yang sudah berbalut peluh keringat.
Setelah itu kurapikan lagi semuanya, dan kupakaikan pakaian Anggi seperti semula. Rasanya aku tidak ingin balik ke Jogja, tapi ini sudah menjadi keharusan. Kembali aku berpamitan dengan Anggi serta mengucapkan terimakasih untuk semuanya selama ini. Anggi menangis dan tak rela berpisah. Kupeluk dia erat dan kucium keningnya.
“Aku sayang kamu Anggi”, bisikku di telinganya.
“Aku juga sayang kamu Mas”, balesnya di tengah-tengah tangisan. Aku melangkah ke pintu dan melambaikan tanganku yang kemudian di balas Anggi melambaikan tangan dengan senyuman yang dibarengi air mata di pipinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar