Ketika mencoba mau tidur, tiba-tiba pintu ruang depan diketuk orang."Mbak Linda... Mbak Linda... malam Mbak...""Ya malem... siapa diluar.." kata saya."Saya Anto Mbak... mau ngomong sebentar boleh nggak...?" terdengar suara Anto yang memang sudah saya kenal memanggil saya."Ia Nto... sebentar ya... ada apa sih kok malam-malam begini..." ujar saya sambil membuka pintu.Ternyata di luar Anto tidak sendirian. Ia ditemani oleh dua orang laki-laki yang belum saya kenal sebelumnya."Ini lho Mbak... teman saya... namanya Giyono dan satunya lagi namanya Romli katanya maukenalan sama Mbak... Kalau Mbak nggak keberatan boleh nggak teman saya ini ngobrol-ngobrol sebentar sama Mbak... Orangnya baik kok Mbak..." kata Anto berpromosi sambil sedikit merayu saya untuk segera dapat menyilakan masuk ketiganya.Walaupun masih lelah tapi hati saya sebenarnya senang juga dengan kedatangan tamu-tamu seperti mereka ini.
Selain cakap-cakap mereka juga sangat menggairahkan. Setelah dipersilakan masuk dan duduk tak satupun di antara mereka yang mau memulai bicara."Ayo sekarang mau ngobrol apa nih..." kata saya.Ditanya demikian Giyono baru berani menjawab."Sebenarnya saya mau minta maaf Mbak...""Lho memangnya kamu salah apa... kok pake minta maaf segala..." jawab saya."Eh... eh... sebenernya gini Mbak... saya mau minta maaf soalnya saya sama Romli ini... tadisore ngintip Mbak lagi mandi..." katanya terus terang."Oh itu... nggak apa-apa kok... lebih dari ngintipjuga nggak apa-apa kok kalo kamu mau..." balas saya tambah ngawur."Ah masa Mbak... misalnya apa Mbak..." kata Romli yang tiba-tiba ngomong padahal dari tadi dia cuma diam saja."Misalnya nih... ini misalnya ya... itu juga kalo kamu mau lho... kamu bertiga tuh memperkosasaya, gimana... mau nggak...?" tawar saya kepada mereka."Wah kalo yang gituan sih nggak usah ditawarin Mbak... kita ke sini emang mau ngentot Mbak..." kata mereka hampir bersamaan."Ya kalo begitu ditutup dulu ya pintunya... dankamu semua saya persilakan untuk memperlihatkan kemampuan kamu masing-masing..." ujar saya dengan penuh semangat.Akhirnya saya betul-betul dikerubuti oleh tiga laki-laki itu sekaligus. Setelah dengan paksa mereka mendudukkan saya di sofa, mereka bertiga juga dengan rakusnya membuka baju tidur saya sehingga saya langsung telanjang bulat. Karena setiap tidur saya memang tidak pernah memakai BH dan celana dalam. "Gile cing seksi banget nih Mbak Linda... pantatnyabahenol banget... toketnya bener-bener bikin gua nafsu nih..." kata Romli sambil mengisap dan menjilati kedua payudara saya. Sementara itu Anto sudah menjulurkan kemaluannya ke mulut saya dan dia juga ingindibuat enak. "Ayo Mbak isep Mbak kontol ini Mbak... jilatin deh Mbak... ayo Mbak terrruuusss Mbak... bikin Anto keluar Mbak..." Saya mendengar desahannya makin bernafsuuntuk mengisap dan menjilat kemaluan Anto sampai keujung-ujungnya termasuk ke biji pelirnya. Dan yang tidak kalah asyik adalah kelakuan Giyono yang dengan beringasnya mengangkat sekaligus merentangkan kedua kaki saya dan menjilati paha sampai ke pangkal paha serta sasaran akhirnya yaitu lubang pantat saya yang seksi, katanya. Sayabetul-betul kegelian dibuatnya. Setelah beberapa menit Romli menjilati payudara, ketiak dan perut saya, Giyono melahap habis tempik saya serta kemaluan Anto yang kelihatannya mau keluar. Tiba-tiba Giyono menyuruh saya untuk tidur telentang. "Ayo Mbak sekarang telentang deh biar saya embat tempik Mbak ya..." Ketika kemaluan Giyono sudah benar-benar masuk ke tempik saya, dia menggenjotnya dengan lincah dan penuh semangat. Saking semangatnya tubuh saya pun ikut bergoyang-goyang keras. Romli juga masih sibuk mempermainkan kedua payudara saya. "Ayo angkat kedua tangan Mbak... biar saya jilatin sekalian ketiak Mbak yang baunya bikin saya pingin ngentot Mbak ini..." ujarnya makin kesetanan. Sedangkan kemaluan Anto semakin cepat mulut saya mengisap maka semakin mengeras dan membesar batang kemaluan itu di mulut saya.Saya jadi yakin ini pasti sudah mau keluar
."Ayo terus Mbak... terus Mbak... terrruuusss Mbak... aaahhssshh... aaahhssss..." dilepasnya batang kemaluan itu dari mulut saya dan ketika sampai puncaknya, maninya yang asin dan enak itu dimuncratkan kepermukaan wajah saya dan..."Ccrrreet... crreet... crrreeet...""Ah... enak juga peju kamu Anto..." kata saya sambil menelan sisa-sisa sperma yang melelehdibibir dan pipi saya.Sementar itu permainan Giyono dan Romli makin seru saja
. Bahkan jadi semakin menggairahkan ketika tangan Romli sekarang mulai menjamah kemaluan saya dan mengocoknya secara perlahan-lahan. Dan yang lebih kurang ajar lagi, dia duduki wajah saya dengan pantanya dan ia minta agar batangannya juga dihisap seperti punya Anto.Saya betul-betul tidak berdaya ketika kedua tangan saya direntangkan ke atas dan dipegang kuat-kuat oleh Romli sambil batangannya dimasukkan maju mundur di mulut saya."Iya gitu dong... Mbak Linda pinter banget deh... ssshhh... ennnaaakkk Mbak... ennaakkk Mbak... aaahhh..." hanya itu yang keluar dari mulutnya.Kenikmatan itu bukan hanya dirasakan oleh Romli, saking nikmatnya Giyono pun makin cepat gerakannya dalam menusuk lubang pantat saya. Sambil memegang kedua paha saya ke atas dan kadang-kadang mencubit pantat saya dengan gemasnya dia berujar,"Aduuhhh Mbak... tooloong Mbak... kontol sayaudah nggak kuuuaattt... mau keluuuaarrr..." dan..."Creeet... creet... cret... creeet..."
akhirnya air sperma yang sangat banyak itu membanjiri lubang pantat saya.Ketika kedua temannya sudah duduk lemas karena keenakan "gituan". Romli masih terus menggenjot pantat dan batangannya di mulutsaya. Menurut saya dia ini mainnya sangat kasar. Tapi justru itu yang paling saya suka. Setelah puas di mulut saya, dia pindah posisi ke lubang pantat saya. Gerakan-gerakannya main liar saja. Sambil bersetubuh dia mainkan juga kemaluan saya untuk dikocoknya dan terkadang juga dia menggigit puting kedua payudara saya."Ayo Mbak kita keluar sama-sama ya..." ujarnya penuh harap.Setelah beberapa menit saya memang sudah tidak tahan untuk orgasme karena rangsangan-rangsangan hebat yang dibuat oleh Romli di seluruh tubuh saya."Mbak mau keluar ya... saya juga Mbak... sebentar...
sebentar Mbak... kita sama-sama Mbak... tuuu kaaan Mbak... wah enaaakkk sekaaliii Mbak... saya juga nggak tahan nih... aduuuhhh... ahhhhsshhh... Mbaaakk saya keluaaar Mbaaakk..." teriaknya.Bersamaan dengan itupun saya akhirnya keluar juga, "Aaahhh... sshhh, gigit tetek saya dong Mas...""Creeet... creet... creeet..."Ah... wah benar-benar malam yang indah buatkami berempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar